Pengusaha Ungkap 'Borok' Ari Askhara yang Dipecat Erick Thohir

Pengusaha Ungkap 'Borok' Ari Askhara yang Dipecat Erick Thohir

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 07 Des 2019 12:00 WIB
Ari Askhara/Foto: detikcom
Jakarta - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyinggung kembali fenomena melonjaknya harga tiket pesawat untuk penerbangan murah atau low cost carrier (LCC) sepanjang tahun 2019. Mahalnya tiket pesawat itu disebut karena tak ada kompetisi. Industri penerbangan Indonesia dikuasai dua grup besar maskapai nasional, yaitu Lion Air Group dan Garuda Indonesia Group.

Oleh karena itu, menurut Hariyadi ada salah satu petinggi di Garuda yang menjadi dalang di balik terciptanya 'kartel' tiket pesawat. Dalang tersebut tak lain adalah eks Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara.

"Kita ini yang komplain paling berat. Dia ini kan 'penyebab', dia menciptakan praktik kartel," kata Hariyadi usai menghadiri rapat koordinasi omnibus law di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (6/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak kelanjutan beritanya di sini.



Ari Askhara di Mata Pengusaha: Pendikte Pasar

Menurut Hariyadi, Ari mengatur jalannya pasar tiket pesawat sampai-sampai menekan salah satu agen penjual tiket online.

"Dia mendikte pasar, sampai Traveloka dipencet (tekan) sama dia, segala macam, nggak fair-lah," ungkap dia.

Tak hanya itu, melonjaknya biaya kargo pesawat juga membuat geram para pengusaha terutama di sektor pariwisata.

"Bukan hanya penumpang kena masalah, kargo juga. Harganya naik nggak kira-kira. Itu kan mengganggu banget," tegas dia.


Oleh sebab itu, ia sangat gembira ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencopot Ari Askhara dari jabatan Dirut Garuda Indonesia.

"Ini terus terang saya dengan adanya pergantian Dirut Garuda ini, saya sebagai Ketua PHRI dari sektor pariwisata gembira banget," pungkas Hariyadi.

Dengan keputusan pemecatan tersebut, Hariyadi berharap industri penerbangan Indonesia menjadi lebih baik. Pasalnya, industri penerbangan merupakan persoalan vital dalam sektor pariwisata.

"Ini mudah-mudahan titik kita membenahi semua itu. Karena ini bicara tidak hanya pariwisata, tapi konektivitas, bicara pertumbuhan ekonomi kita juga," tutup Hariyadi.

Hide Ads