Kebijakan tersebut dianggap tak manusiawi oleh awak kabin karena mereka belasan jam bertugas di pesawat. Imbasnya, awak kabin kelelahan hingga 8 di antaranya diopname.
"Flight dimaksud per hari ini sudah kita kembalikan seperti semula. Hal-hal lain sedang akan kami review," kata Vice President (VP) Awak Kabin Garuda Indonesia Roni Eka Mirsa kepada detikcom lewat pesan singkat, Selasa (10/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Garuda Punya Bos Baru 22 Januari 2020 |
Dia menuturkan, dikembalikannya kebijakan seperti semula ialah para awak kabin bisa menginap untuk penerbangan jarak jauh.
"Akan kembali menginap seperti semula," ujarnya.
Untuk kebijakan lain yang dianggap 'kejam' oleh awak kabin, pihaknya menyatakan sedang dalam kajian.
Ketua Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi), Zaenal Muttaqin sebelumnya menilai, kebijakan PP penerbangan jarak jauh merupakan kebijakan yang tidak manusiawi. Lantaran, hal itu membuat mereka kelelahan.
"Kita kerja itu malam lho. Kita kerja jam 11 malam kita berangkat ke sana, sampai sana pagi seperti Melbourne, Sydney sampai sana pagi menjelang siang lah. Nanti balik lagi, dari sana balik lagi ke Jakarta, sampai Jakarta sore. Itu kan nggak manusiawi," katanya kepada detikcom.
(dna/dna)