Sampah di Labuan Bajo 12 Ton, Luhut Minta Edhy Prabowo Turun Tangan

Sampah di Labuan Bajo 12 Ton, Luhut Minta Edhy Prabowo Turun Tangan

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 12 Des 2019 17:06 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo/Foto: Pradita Utama
Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menggelar rapat koordinasi membahas pengelolaan sampah laut di Indonesia. Dia memanggil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Usai rapat, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menjelaskan Menko Luhut meminta KKP fokus mengani sampah di daerah prioritas 'Bali Baru', khususnya di pantai Labuan Bajo. Pasalnya, meski jadi prioritas pariwisata, sampah yang menumpuk di Labuan Bajo bisa mencapai 12 ton.

"Jadi hari ini kita dipanggil Pak Luhut untuk lihat progress penanganan sampah di laut. Kami sendiri KKP ditugaskan di Labuan Bajo, sampah seharinya 8-12 ton ini menumpuk di tempat pembuangan akhir. Apa yang harus dihancurkan atau didaur ulang," ucap Edy ditemui usai rapat di kantor Luhut, Kamis (12/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edhy mengatakan sampah di laut Indonesia cukup memprihatinkan, bahkan Indonesia merupakan negara nomor dua dengan sampah terbanyak di laut. Menurut catatan LIPI saat ini ada jutaan ton sampah plastik.

"Kita nomor dua di dunia dalam kondisi ini, nggak darurat kan keterlaluan. Tadi dihitung LIPI 0,27-0,65 juta ton sampah, itu plastik saja. Saya sampaikan kalau angka segitu kita asumsikan dua kalinya biar nggak dianggap remeh," ucap Edy.


Oleh sebab itu sampah di laut pun harus ditanggulangi sejak dari muara sungai karena banyak juga sampah di laut berasal dari aliran sungai.

"Tidak hanya itu kan sampah di laut nggak langsung juga tapi ada antara, saya minta masukan lewat LIPI berapa sungai yang mengarah ke laut dan berapa persen bawa sampah ke laut. Harus dimulai dari paling kecil penanggulangannya, berapa sungai dan alat penanggulangan sampah di sungai," ungkap Edhy.

Salah satunya dengan menyiapkan alat insinerator sampah, alias mesin pembakar yang bisa membuat sampah menjadi abu, dan gas sisa pembakarannya kecil. Alat ini, menurut Edhy sudah ada di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dia meminta agar alat ini bisa diperbanyak dan digunakan di muara-muara sungai.

"Contohnya itu udah ada alat-alat itu di Pantai Indah Kapuk kenapa nggak direplikakan dan diperbanyak. Ini kita juga kalau bisa bangun mesin incinerator kecil di mulut-mulut sungai kenapa tidak," ucap Edhy.




(hns/hns)

Hide Ads