Bos Garuda Janji Kaji Ulang Kebijakan Mutasi & Rotasi

Bos Garuda Janji Kaji Ulang Kebijakan Mutasi & Rotasi

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 12 Des 2019 17:34 WIB
Foto: Ilustrasi Garuda Indonesia (Shinta/detikTravel)
Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan mengkaji kebijakan ulang mutasi dan rotasi yang dianggap merugikan karyawan. Persoalan rotasi dan mutasi ini mencuat setelah para awak kabin Garuda yang tergabung dalam IKAGI (Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia) menyambangi Kementerian BUMN pada Senin (3/12/2019).

Lantas, bagaimana respons pejabat sementara direksi Garuda Indonesia merespons persoalan tersebut?

"Mutasi dan rotasi tidak memenuhi ketentuan kami tinjau ulang dan sesuaikan dengan perusahaan," ujar Pelaksana Harian Direktur Human Capital Garuda Indonesia Aryaperwira Adileksana di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya pramugari Garuda Indonesia yang ikut pengurus IKAGI ke Kementerian BUMN bercerita mengalami nasib tak mengenakan di masa Ari Askhara menjabat direktur utama. Tak hanya kerja sampai 18 jam untuk penerbangan luar negeri pergi pulang (PP), pramugari bisa saja dimutasi dengan alasan yang tidak jelas.


Hal itu diungkapkan, Putri Adelia Pamela yang bertugas di Garuda Indonesia sejak tahun 2011. Wanita yang biasa disapa Adel ini mengaku sebelumnya ditempatkan di Jakarta, namun tanpa alasan yang jelas ia dipindah ke Makassar.

"Sebelumnya saya sebagai awak kabin yang memiliki home base saya dipindahkan dan dimutasikan ke Makassar tanpa menjalani prosedur atau peraturan jelas kepada saya," katanya di Kementerian BUMN Jakarta Pusat, kemarin (9/12/2019).

Dia berharap hal itu tak terulang lagi. Dia pun berharap agar jajaran petinggi Garuda Indonesia dirombak.

"Menurut saya perlu menghapus orang-orang di bawah direksi yang memiliki strategi yang sama dengan bapak Ari Askhara, ide yang sama dengan direksi sebelumnya, dan praktik buruk serta ilegal yang sama juga," tuturnya.



Aryaperwira menambahkan maskapai pelat merah ini juga akan membuat talent pool. Kehadiran talent pool diharapkan bisa menunjang kompetensi karyawan Garuda Indonesia.

"Kami segera memikirkan membuat talent pool menunjang pengembangan kompetensi dan keahlian karyawan," tuturnya.


(ara/hns)

Hide Ads