Ada Kabar RI Mau Dikuasai China Lewat Utang, Benarkah?

Ada Kabar RI Mau Dikuasai China Lewat Utang, Benarkah?

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 14 Des 2019 14:15 WIB
Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian/Foto: Mardi Rahmat/20 detik
Jakarta - Beberapa waktu lalu muncul kabar bahwa China tengah menjalankan misi menguasai negara-negara lain lewat utang. Salah satu yang disebutkan adalah Indonesia.

Kabar itu muncul melalui tulisan Chinese Money Trap. Tak hanya Indonesia, negara-negara di Afrika juga disebut menjadi target China.

Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian pun menepis tanggapan itu. Dia menilai ada pihak yang memunculkan opini kerja sama China dengan negara lain dari sudut pandang negatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ada sebagian orang tidak tahu kondisi sebenarnya, tapi juga ada orang dengan sengaja memutarbalikkan fakta," katanya kala berbincang dengan tim detikcom pekan ini.


Kabar itu menyebutkan, bahwa untuk Indonesia utang China masuk melalui pembiayaan proyek infrastruktur. Dengan begitu China bisa menguasai aset Indonesia lewat utang-utang tersebut.

Menjawab tanggapan itu Xiao memberikan data yang dimilikinya. Menurut data itu China bukan pemberi utang terbesar di Indonesia.

"Obligator terbesar Indonesia bukan China, urutannya yang besar Singapura, Jepang, Amerika Serikat kemudian Bank Dunia. Kalau Singapura US$ 66,497 miliar, US$ Jepang 29,428 miliar, AS US$ 22,467 miliar, Bank Dunia US$ 17,78 miliar, China hanya US$ 17,756 miliar," rincinya.


Xiao melanjutkan, untuk utang pemerintah Indonesia paling banyak berasal dari Amerika Serikat (AS). Porsinya mencapai 12,64% dari total seluruh utang pemerintah Indonesia.

"Utang pemerintah Indonesia yang totalnya sebanyak US$ 194,355 miliar di antaranya AS mengambil porsi paling banyak sekitar 12,64% dengan US$ 24,39 miliar, kemudian Jepang, Jerman dan Prancis, utang terhadap China hanya US$ 1,695 miliar belum sampai 1%.

Dari situ, dia menyimpulkan bahwa anggapan China bisa menguasai Indonesia itu tidak masuk akal. "Yang disebut China menguasai Indonesia melalui utang atau investasi sama sekali tidak masuk akal," tegasnya.


(das/ara)

Hide Ads