Jepang Buka Peluang Tambah Investasi di RI, Ini Syaratnya

Jepang Buka Peluang Tambah Investasi di RI, Ini Syaratnya

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 17 Des 2019 17:25 WIB
Jepang Buka Peluang Tambah Investasi di RI, Ini Syaratnya
Foto: Tim Infografis, Fuad Hasim
Jakarta - Indonesia kian gencar menggenjot investasi asing. Tujuannya tak lain untuk mendongkrak perekonomian nasional yang dipandang mentok di kisaran 5%.

Merespon keseriusan pemerintah Indonesia, pengusaha asal jepang mengaku siap menambah porsi investasi di Indonesia. Apa lagi, hubungan dua negara, Indonesia-Jepang selama ini terbilang cukup baik.

Ketua JETRO Nobuhiko Sasaki mengatakan, hubungan kedua negara yang sudah berjalan baik lebih dari 60 tahun, harus mengalami peningkatan dan perbaikan. Ia menyampaikan, poin utama hubungan ekonomi Indonesia-Jepang ialah bagaimana melakukan perbaikan dan peningkatan dalam bidang investasi, sumber daya manusia dan transfer teknologi, perbaikan infrastruktur serta competitiveness terutama daya saing pengembangan ekspor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada peluang lanjutan investasi Jepang di Indonesia, apalagi jika dibarengi dengan fasilitas atau insentif untuk kemudahan investasi," kata Sasaki dalam pertemuan yang juga dihadiri Presiden Direktur JETRO Jakarta, Keishi Suzuki saat menerima kunjungan delegasi Indonesia yang dipimpin Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel belum lama ini.


Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Keidanren kebijakan dan aksi Fumiya Kokubu dan Wakil Ketua Bidang Komite Ekonomi Jepang-Indonesia Ken Kobayashi. Keduanya mengatakan, hubungan kedua negara harus semakin erat karena Indonesia adalah mitra ekonomi yang sangat strategis.

Sementara itu CEO JBIC Tadashi Maeda mengatakan, JBIC saat ini tengah membahas kemungkinan pembentukan sovereign wealth fund (SWF) yang bisa digunakan untuk membiayai berbagai proyek di Indonesia seperti pembangunan infrastruktur dan perumahan.

"Skema yang sama juga diterapkan pada investasi di Uni Emirat Arab," kata Maeda.

SWF merupakan lembaga finansial yang dimiliki negara untuk mengumpulkan dana publik dan menginvestasikannya ke asset yang lebih luas dan beragam. Kemungkinan pembentukan SWF ini sudah dibicara dengan Presiden Jokowi dan sejumlah menteri beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Maeda juga menyampaikan apresiasi dan pujian atas upaya dan inisiatif Rachmat Gobel selama ini dalam meningkatkan kerjasama Indonesia-Jepang baik melalui Perhimpunan Indonesia-Jepang maupun sebagai Utusan Khusus investasi Indonesia.

"Upaya Bapak Rachmat selama ini begitu mendalam dan melekat di hati masyarakat Jepang," kata Maeda.


Rachmat Gobel mengatakan, hasil pertemuan tersebut bakal disampaikan ke pemerintah selaku pengambil kebijakan.

"Usulan dan masukan dari JETRO, JBIC dan Keidanren ini akan menjadi catatan delegasi dan segera disampaikan untuk menjadi masukan buat pemerintah," katanya.

Jepang adalah investor terbesar kedua di Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir, investasi dari negara matahari terbit ini mencapai lebih US$ 30 miliar. Negara ini juga tercatat sebagai kreditor terbesar dalam memberikan pinjaman untuk pembiayaan APBN.


(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads