Berkaca dari hal tersebut, Edhy menilai tidak ada yang salah dengan bekspor lobster karena di sisi lain, ekspor lobster dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para nelayan.
"Coba karantina, yang di tempat-tempat itu pasti juga mengalami bagaimana sulitnya menjaga ini, ya lepas saja. Lho, kalau mau itung-itungan bisnis, anggap saja 1000 benih lobster kita lepas di alam yang hidup 10, karena yang 1 persen, itu sudah tertinggi," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Edhy, hal yang dikejar pihaknya adalah manfaat lain dari ekspor lobster, yakni memicu masyarakat untuk menambah populasi lobster melalui pengembangbiakan.
"Saya mau lebih manfaat yang lain, menambah," katanya.
Edhy menambahkan, bahwa selain lobster masih banyak masalah lain yang dihadapi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Seperti halnya banyak pengusaha dan pedagang kepiting serta kerapu yang gulung tikar.
"Tidak hanya lobster masalah kita, belum rajungan. Masalah lain (seperti) kepiting, ada pedagang dan pengusaha kepiting yang gulung tikar, belum kerapu, yang saat ini sudah gulung tikar, ini mau diapain?," ujar Edhy.
Karena itu, ia akan membuat sebuah kebijakan yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.
"Hanya dengan 1 keputusan Menteri ini selesai semua, kenapa saya nggak mengambil keputusan itu? Kok saya hanya takut dengan media sosial yang nyerang saya, jangankan menyerang saya, menembak kepala saya pun, saya akan ambil keputusan untuk rakyat saya," katanya.
"Jadi tidak usah uji keberanian saya menghadapi ini," imbuh Edhy.
(hns/hns)