"Semua kanwil keuangan, update sisi pajak, sisi bea cukai, PNBP, belanja. Sehingga tahun ini, malam ini kita masih hitung di perbendaharaan," kata Askolani, Jakarta, Selasa (31/13/2019).
Askolani mengungkapkan untuk penerimaan bea dan cukai mampu melampaui target. Sedangkan pajak, dirinya mengaku masih dihitung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat terpisah, Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan realisasi penerimaan instansi yang dipimpinnya sudah 100% lebih per tanggal 31 Desember 2019. Jika dihitung, maka realisasinya sudah lebih dari Rp 208,8 triliun.
"Sudah lewat dari 100% per tadi jam sore tadi jam 5. Sudah lebih dari 100% totalnya," kata Heru.
Angka tersebut, dikatakan Heru akan terus bertambah seiring perhitungan hingga pergantian tahun. Dia menjelaskan, realisasi penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) didorong oleh sektor cukai baik dari hasil tembakau maupun minuman.
"Ini di kontribusikan oleh cukai, baik cukai rokok maupun minuman yang dua duanya melampaui target. saya bisa juga sampaikan bahwa kinerja cukai baik rokok maupun minuman juga didorong oleh effort-nya penertiban rokok ilegal dan minuman ilegal," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Yon Arsal mengatakan penerimaan pajak sudah di atas 72%, hanya saja angka pastinya masih dihitung hingga pukul 00.00 WIB.
"Masih belum selesai, jam 12 malam. Nanti lah, nanti ada waktunya," ujar Yon.
Dapat diketahui, realisasi penerimaan pajak baru mencapai 72,01% atau Rp 1.136,17 triliun dari target Rp 1.577 triliun atau masih kurang Rp 441,39 triliun.
(hek/hns)