Pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi
Basuki mengungkapkan bahwa salah satu sumber masalah penyebab banjir se-Jabodetabek terjadi karena pembangunan dua bendungan kering yang masih tertunda.
Kedua bendungan itu adalah bendungan Ciawi dan bendungan Sukamahi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian, Bendungan Ciawi dan Sukamahi, pembebasan lahannya sudah 90% lebih hampir 95%, kami targetkan tahun 2020 ini akan selesai," katanya.
Untuk itu, ia menaruh harapan besar kepada Gubernur DKI Jakarta untuk segera menyelesaikan masalah pembebasan lahan agar normalisasi sungai lancar dilaksanakan, dan pembangunan bendungan pun rampung sesuai target.
"Ini keahlian beliau (Anies Baswedan) untuk persuasif dengan masyarakat. Kami akan mendukung beliau untuk programnya ini bisa ditangani, tanpa itu pasti akan terus menghadapi hal-hal yang terus berulang seperti ini (banjir)," pintanya.
Menurutnya, izin pembebasan lahan dari masyarakat pun sangat dibutuhkan demi kepentingan bersama.
"Kami menunggu sekarang kesepakatan dengan masyarakat. Alhamdulillah menurut beliau (Anies Baswedan) masyarakat sudah diskusi dan Insyaallah masyarakat bisa menerima itu, mudah-mudahan bisa kita tangani," tutupnya.
Sebagai informasi, normalisasi Kali Ciliwung dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) sampai Manggarai merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Pusat untuk mengendalikan banjir Jakarta. Sedangkan dari hulu ke hilir, pemerintah mengadakan pembangunan bendungan kering Ciawi dan Sukamahi.
Kontrak pembangunan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Sacna dengan nilai pekerjaan konstruksi Rp 798,7 miliar.
Pembangunan kedua bendungan itu ditargetkan rampung akhir 2020 mendatang. Padahal, progres konstruksinya masih minim sebab terkendala masalah pembebasan lahan, meski sudah ditangani nyaris 95% dari total lahan yang dibutuhkan.
(ang/ang)