Bikin RI-China Bersitegang, Laut Natuna Ada 23.000 Ton Cumi-cumi

Bikin RI-China Bersitegang, Laut Natuna Ada 23.000 Ton Cumi-cumi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 04 Jan 2020 13:00 WIB
Natuna/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Laut Natuna memanas karena kapal coast guard dari China masuk ke dalam teritori laut Indonesia tanpa izin. Tak terima, Indonesia pun menyatakan apa yang dilakukan China adalah pelanggaran.

Ternyata laut Natuna menyimpan beragam potensi hasil laut, mulau dari cumi-cumi, lobster, kepiting, hingga rajungan.

Plt. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan Aryo Hanggono mengungkapkan bahwa cumi-cumi menjadi komoditas laut dengan potensi hasil paling banyak. Setidaknya ada 23.499 ton potensi cumi-cumi per tahun di Natuna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Natuna ya, di sana ada cumi-cumi, lobster, kepiting, hingga rajungan. Di datanya itu, potensi per tahunnya lobster ada 1.421 ton, kepiting, 2.318 ton, rajungan 9.711 ton," papar Aryo ketika dihubungi detikcom, Sabtu (3/1/2020).

"Cumi-cumi paling banyak nih, dia ada 23.499 ton per tahun," ungkapnya.


Melihat potensi lautnya, tak heran apabila banyak kapal asing yang masuk ke Natuna untuk mengambil kekayaannya. Aryo pun mengakuinya, memang Laut Natuna sering menjadi sasaran kapal asing masuk, khususnya kapal nelayan asing.

Alasannya, karena wilayah Natuna strategis, selain itu nelayan lokal juga jarang yang melaut di Natuna. Puluhan ribu kapal dari Malaysia, Thailand, Vietnam, hingga China disebut Aryo sering bolak-balik ke Natuna.

"Karena memang ada kedekatan geografis. Jadi Malaysia, Thailand, Vietnam, dan China maunya turun dikit dapat lah Natuna. Karena dekat dan banyak kekayaannya, puluhan ribu kapal itu. Mereka ini mau cari ikan tapi nggak mau jauh-jauh," ungkap Aryo.

"Selain itu, kapal ikan kita di sana nggak banyak, yang ada juga kecil-kecil," katanya.

Bikin RI-China Bersitegang, Laut Natuna Ada 23.000 Ton Cumi-cumi





(fdl/fdl)

Hide Ads