Pemerintah baru saja menurunkan harga bbm non subsidi di awal 2020 ini. Menurut Bhima, jika perang dunia ketiga meletus, harga bbm diprediksi bisa naik lagi.
"Bisa naik kembali karena harga bbm khususnya non subsidi bergantung pada tren harga minyak dunia," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini ujungnya adalah inflasi yang lebih tinggi dibanding tahun 2019. Jika tekanan pada harga kebutuhan pokok naik, ujungnya daya beli tertekan dan pertumbuhan ekonomi diprediksi merosot dibawah 4.8%," terang Bhima.
Sementara itu, dampaknya di pasar keuangan yakni volatilitas yang berbahaya. Investasi seperti surat berharga bisa sangat berisiko sehingga investor memilih bermain aman.
"Kalau di pasar keuangan dampaknya adalah volatilitas yang membahayakan ekonomi dalam jangka panjang. Investor makin takut berinvestasi ke pasar negara berkembang. Ada kecenderungan makin bermain aman misalnya dengan membeli dolar atau emas. Harga emas dunia telah naik 2.19% dibandingkan tahun lalu dan dollar index menguat tipis 0.51% dalam sepekan terakhir," jelas dia.
(zlf/zlf)