"Dengan kondisi tahun 2019 lingkungan makro yang menjadi acuan penghitungan APBN juga alami perubahan. APBN growth 2019 yang diestimasi 5,3% realisasinya diperkirakan 5,05%" kata Sri Mulyani di kantornya, Selasa (7/1/2020).
Sementara tingkat inflasi 2,72% lebih rendah dari asumsi 3,5%. Kemudian SPN 3 bulan berada di level 5,6% dan nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Lifting migas juga lebih rendah dari target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dilihat tabel ini tergambarkan nominal GDP kita lebih rendah karena growth lebih rendah, inflasi rendah dan komoditas alami pelemahan, rupiah yang menguat akan pengaruhi GDP kita. Estimasi Nominal GDP di Rp 16.011 triliun. Ini lebih rendah," jelasnya.
Sri Mulyani menyebut capaian tersebut memperlihatkan pemerintah berupaya menjaga ekonomi fiskal dengan cukup baik.
"Jadi kalau dilihat di sini kombinasi pemerintah menjaga fiskal kita untuk mampu mendorong ekonomi. Defisit melebar dari yang direncanakan masih lebih rendah dibanding negara lain," jelasnya.
(fdl/fdl)