Selain itu, berita terpopuler lainnya adalah Presiden Joko Widodo bakal mencopot para duta besar yang tidak mampu menggenjot transaksi dagang Indonesia, khususnya ekspor, dengan negara tetangga. Mau tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita detikFinace terpopuler berikut ini:
Harta Kekayaan Pangeran Harry
Pangeran Harry/Foto: Getty Images
|
Dilansir detikcom dari Business Insider, Kamis (9/1/2020), Markle dan Pangeran Harry diperkirakan memiliki kekayaan pribadi gabungan sebesar US$ 30 juta.
Kekayaan di atas setara dengan Rp 420 miliar mengacu kurs Rp 14.000 per dolar AS. Kekayaan tersebut berasal dari berbagai sumber.
Keduanya diperkirakan memiliki kekayaan pribadi senilai US$ 30 juta yang berasal dari warisan Pangeran Harry dari Putri Diana, tunjangan tahunannya dari Pangeran Charles, dan penghasilan Markle dari membintangi drama di AS "Suits," serta kesepakatan dukungan dan sponsorship.
Baca selengkapnya di sini: Mundur dari Keluarga Kerajaan Inggris, Berapa Kekayaan Pangeran Harry?
Sumber Harta Keluarga Kerajaan Inggris
Foto: Paul Grover - WPA Pool/Getty Images
|
Nah Kerajaan Inggris berbeda dengan kebanyakan orang dalam mendapatkan penghasilan yang umumnya dari pekerjaan yang dilakukan sehari-hari.
Dirangkum detikcom, Kamis (9/1/2020), Ratu Elizabeth II dan keluarga kerajaan Inggris memiliki banyak sumber pendapatan. Berdasarkan laporan dari The Sunday Times, kekayaan pribadi Sang Ratu diperkirakan mencapai Β£ 360 juta atau US$ 470 juta, atau sekitar Rp 6,8 triliun (kurs Rp 14.000).
Sang Ratu dan pewaris takhtanya, Pangeran Charles, menerima sebagian besar pendapatan mereka dari pemerintah dan perkebunan pribadi mereka.
Baca selengkapnya di sini: Pangeran Harry Mundur, Ini Sumber Harta Keluarga Kerajaan Inggris
Jokowi Bakal Copot Dubes yang Gagal Genjot Ekspor
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
|
Jokowi meminta Retno Marsudi menetapkan key performance indicators (KPI) yang lebih terukur bagi para duta besar (dubes) RI dalam menjalankan tugasnya. Misalnya bagaimana kontribusi di suatu negara terhadap kinerja investasi dan ekspor Indonesia.
"Saya minta terakhir ke bu menteri, ada sebuah KPI yang jelas, yang terukur," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Jokowi meminta KPI tersebut mengukur prestasi para dubes dan nantinya dari situ bisa dinilai mana perwakilan yang patut dipertahankan atau diganti. Sehingga ke depannya para dubes bekerja keras melebarkan jaringan perdagangan Indonesia.
"Prestasi ini dihitung dari mana sih? Harus ada angka-angka, ekspor naik berapa untuk China, untuk Amerika, untuk negara Afrika per duta besar biar jelas yang berprestasi sama yang tidak yang harus diganti dan tidak," jelas dia.
Baca selengkapnya di sini: Jokowi Ancam Copot Dubes yang Gagal Genjot Transaksi Dagang
Erick Thohir Bakal Cicil Uang Nasabah Jiwasraya
Foto: Istimewa
|
Erick mengatakan bahwa pengembalian hak nasabah akan diberikan secara dicicil. Pihaknya pun tengah mengupayakan agar Jiwasraya kembali memiliki modal yang cukup untuk itu.
"Kan ada stepnya. Jadi pembentukan holding (BUMN asuransi) itu nanti akan cashflow Rp 1,5-2 triliun ya, kita bisa cicil ke depan," kata Erick ditemui di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).
Baca selengkapnya di sini: Tenang! Erick Thohir Bakal Cicil Uang Nasabah Jiwasraya
Erick Thohir Kaget Omzet Rumah Sakit BUMN Rp 5 T/Tahun
Foto: Erick Thohir (Andhika/detikcom)
|
"RS BUMN sendiri punya revenue kalau dikonsolidasikan sekitar Rp 5 triliun revenue-nya. (omzet Rp 5 triliun) per tahun, kaget kan? saya saja kaget," kata Erick ditemui di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).
Menurutnya angka tersebut memiliki potensi yang bagus. Oleh karenanya - BUMN perlu dikelola dengan fokus, bukan dikelola oleh BUMN yang bisnis utamanya bergerak di sektor lain.
Baca selengkapnya di sini: Erick Thohir Kaget Omzet Rumah Sakit BUMN Rp 5 Triliun/Tahun!
Halaman 2 dari 6