Pengamat BUMN sekaligus peneliti senior di Visi Integritas Danang Widoyoko menyebutkan calon Bos Garuda harus memiliki kemampuan dalam menghadapi tekanan intervensi. Menurut Danang, Garuda Indonesia salah satu perusahaan BUMN yang sering terkena intervensi.
"Yang dibutuhkan Garuda bukan sekedar yang mengerti pasar dan airline. Tapi yang pertama independen, yang mampu menghadapi tekanan intervensi," kata Danang saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kemarin faktanya penyelundupan itu ada unsur memperkaya diri sendiri, jadi kedua sosok yang berintegritas," ujar dia.
Selain kedua kriteria itu, lanjut Danang, Garuda juga butuh sosok yang mengerti pasar dan dunia airlines.
Sebelumnya, Erick bilang bahwa nama-nama calon direksi baru Garuda ini akan mengisi kursi petinggi Garuda yang sebelumnya dicopot karena skandal penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton, termasuk mantan Dirut Garuda Ari Askhara.
"Sudah, Garuda Insyaallah direksinya sudah ada. Jajaran komisaris mungkin masih minggu depan," katanya di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat kemarin (10/1/2020).
Saat disinggung siapa calon-calon tersebut, Erick enggan membocorkan karena Garuda merupakan perusahaan berstatus terbuka (Tbk). Hal ini berbeda saat Erick mengumumkan direksi dan komisaris baru PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN.
Erick mengumumkan komisaris utama BTN yang baru yakni Chandra Hamzah dan direktur utama yang baru Pahala N Mansury sebelum berlangsungnya rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Disinggung soal itu, Erick bilang tak mau mencari masalah dengan institusi lain. Meski, ia meyakini penilaian publik lebih baik.
(hek/eds)