Yacht Bisa Merapat di Labuan Bajo Mulai Akhir 2020

Yacht Bisa Merapat di Labuan Bajo Mulai Akhir 2020

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 21 Jan 2020 08:10 WIB
Yacht Bisa Merapat di Labuan Bajo Mulai Akhir 2020. Foto: Biro Pers Setpres
Labuan Bajo - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pengembangan destinasi superpremium Labuan Bajo akan mulai dibenahi pada awal tahun ini. Sedikitnya ada 5 zona atau kawasan yang perlu ditata.

Lima zona yang menurutnya harus ditata, yaitu Bukit Pramuka, Kampung Air, pelabuhan peti kemas dan dermaga penumpang, kawasan marina, dan zona Kampung Ujung.

Jokowi ingin agar segmen pasar wisatawan yang hadir di Labuan Bajo yang pengeluarannya lebih besar dari wisatawan kebanyakan. Oleh karenanya pemerintah perlu melakukan integrasi, baik yang berkaitan dengan kerapian, kebersihan, dan kenyamanan, serta keamanan bagi para wisatawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk kawasan Marina akan disediakan sejumlah fasilitas pendukung pariwisata, mulai dari hotel, area berbelanja hingga tempat parkir kapal yacht yang biasa digunakan oleh turis mancanegara.

Sementara untuk dermaga penumpang dan terminal peti kemas saat ini memang fungsinya masih tumpang tindih di satu lokasi. Pemerintah bakal memisahkan pelabuhan logistik dan penumpang. Saat ini hanya ada 1 pelabuhan yang beroperasi yaitu di Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo.

Lewat BUMN, pemerintah juga berupaya untuk membuat turis betah berlama-lama di Labuan Bajo.

Untuk fasilitas parkir yacht ditargetkan beroperasi akhir tahun. Bagaimana kesiapannya?

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi menjelaskan saat ini pihaknya sedang mengembangkan Marina, fasilitas sandar bagi kapal-kapal yacht. Rencananya itu akan mulai beroperasi pada akhir 2020.

"Ya kalau Marina tahap berikutnya dengan target (beroperasi) Desember 2020," kata dia di Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Senin (20/1/2020).

Pembangunan dan pengelolaan Marina ini bakal menggandeng partner karena dibutuhkan keahlian khusus untuk menjalankan fasilitas tersebut. Saat ini pihaknya sedang mencari partner untuk diajak bekerja sama, baik lokal maupun internasional.

"Saat ini ada potensi lokal, tapi semua yang lokal ini bisa membawa partner internasional. Karena ini untuk mengelola Marina kayak komunitas, biasanya dicari internasional untuk main dari port satu ke port lain ada rekomendasi membership. Jadi harus ada komponen internasional," jelasnya.

Untuk biaya investasi proyek tersebut, Ira menjelaskan akan bergantung dengan partner yang dilibatkan dalam kerja sama tersebut.

"Kita ada (hitungan investasi) tapi saya pikir nanti setelah partner ini sudah ketahuan karena ada beberapa partner yang mereka modelnya berbeda-beda. Tapi saya pikir yang patut digarisbawahi apa sih? kalau kita dua hal. Pertama kita itu untuk international community. Pak Presiden mencanangkan ini adalah destinasi diharapkan premium. Dengan adanya Marina itu bisa mendukung," terangnya.


Hal kedua yang dilihat bahwa pengelolaan parkir yacht membutuhkan kemampuan yang tinggi. Sementara ASDP belum bisa mengelolanya sendiri. Apalagi yacht merupakan barang mahal yang juga berbasis komunitas dengan ruang lingkup global.

"Kedua, kalau bisa mengelola Marina, mengelola yacht itu membutuhkan skill yang sangat tinggi," tambahnya.

Pelabuhan khusus logistik juga ditargetkan beroperasi Desember ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan akan segera dibangun pelabuhan khusus logistik atau multipurpose di daerah Wae Kelambu, Labuan Bajo. Pembangunannya ditargetkan rampung Desember 2020. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp 200 miliar.

"Kita harapkan Desember 2020 selesai, supaya (pelabuhan) di sini (Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo) bisa difungsikan secara lebih masif untuk kegiatan penumpang. Penumpang berarti penumpang lokal dan turis," kata Budi di Inaya Bay Komodo, Nusa Tenggara Timur, Senin (20/1/2020).

Dia menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan untuk mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas Indonesia.

"Nah dari identifikasi yang kita lakukan waktu itu dengan Bapak Presiden (Joko Widodo), kita lihat bahwa ada satu tempat yang begitu potensial, begitu indah tapi ada tumpang tindih fungsi ya, fungsi penumpang dan fungsi logistik, di mana itu? di Labuan Bajo. Jadi kalau kita lihat dari atas indah sekali tapi kalau kita dari dekat ada kegiatan-kegiatan logistik," ujarnya.

Budi melanjutkan bahwa kegiatan logistik tetap penting, tinggal ditata saja dengan baik, dalam hal ini dicari lokasi lain untuk pelabuhan logistik. Lokasi pelabuhan logistik yang akan dibangun jaraknya 19 menit dari Bandara Komodo dan 30 menit dari Pelabuhan Labuan Bajo.

"Oleh karenanya Pak Presiden perintahkan pisahkan antara logistik dengan penumpang. Cari lokasi kita dapat di Waikelambu. Pelindo III membebaskan tanah tapi konstruksi dari APBN," ujarnya.


Pelabuhan logistik ini akan dibangun dengan kapasitas mencapai 100.000 TEUs yang dikelola oleh PT Pelindo III (Persero). Nantinya pelabuhan tersebut juga akan menjadi fasilitasi dalam memenuhi kebutuhan BBM Pertamina untuk masyarakat.

"Iya jadi tanahnya diserahkan ke pemerintah, pemerintah membangun, nanti kita serahkan konsesi kepada Pelindo III 30 tahun. Jadi kerja sama," tambahnya.

Lalu untuk mengembangkan kawasan Marina, BUMN menggelontorkan anggaran Rp 600 miliar.

Pemerintah melalui badan usaha milik negara (BUMN) tengah mempercantik destinasi pariwisata super prioritas Labuan Bajo, salah satunya dengan mengembangkan Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bekerja sama dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero).

Total dana yang diestimasikan sekitar Rp 600 miliar, meliputi pembangunan area komersial dan hotel Rp 475 miliar, marina untuk parkir kapal yacht dan beach club Rp 68 miliar, serta pengembangan dermaga penyeberangan dan terminal Rp 57 miliar.

"Jadi kawasan Marina Labuan Bajo adalah kawasan terintegrasi, di mana kita berharap ini akan jadi destinasi wisata baru di Labuan Bajo. Kita tahu Labuan Bajo satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang sudah ditetapkan Presiden (Joko Widodo)," kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi di Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Senin (20/1/2020).

Dia menjelaskan bahwa sudah ada survei yang dilakukan mengenai lamanya turis menghabiskan waktu di Labuan Bajo. Rata-rata mereka menghabiskan waktu di atas kapal saja sementara di Labuan Bajonya hanya sekitar 1,7 hari.

Sementara pihaknya menilai pembangunan pariwisata idealnya memberikan dampak ekonomi yang lebih besar. Oleh karena itu, ketika ada visi membangun destinasi baru pariwisata harapannya para turis bisa terekspos dengan potensi lain, tidak hanya pulau sekitar Labuan Bajo.


"Kemudian harapannya waktu tinggal orang lebih panjang tidak hanya transit," sebutnya.

Oleh karenanya dianggarkan biaya Rp 600 miliar untuk pembangunan dermaga yang lebih baik, hotel, serta area berbelanja mulai dari produk UKM hingga brand internasional.

"Ada marina, ada beach club, itu biasanya adalah tempat keramaian yang lebih fun. Sekarang kan kebanyakan kalau malam Labuan Bajo sudah selesai gitu. Nah setelah ada beach club, yang tadi orang cuma di kapal, tinggal di Labuan Bajonya lebih panjang," tambahnya.


Yacht Bisa Merapat di Labuan Bajo Mulai Akhir 2020

Hide Ads