Namun, anggota komisi IV menilai BUMN pangan yang hadir kurang siap untuk data yang disajikan. Awalnya Direktur Utama PT Garam Budi Sasongko sedang menjelaskan terkait perusahaannya, namun paparannya dihentikan oleh salah satu anggota Komisi IV.
Anggota Komisi IV dari Fraksi PAN Haerudin mengatakan, paparan yang disampaikan oleh PT Garam dinilai seperti sedang mengajar di kelas. Paparan yang disampaikan tidak fokus pada permasalahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haerudin menginginkan paparan terkait alasan sampai saat ini Indonesia masih impor garam. Bukan hanya paparan terkait capaian perusahaan.
"Bagaimana garam Indonesia bisa maju. Ayo kita putuskan kita tolak impor garam. Kita bukannya nggak mau mendengar kajian ilmuan tentang garam. Tapi apa tantangan terbesar dari garam sehingga kita harus impor," tegasnya.
Tidak berhenti di situ, kekesalan Komisi IV dilanjutkan saat paparan dari Direktur Utama Perum Perikanan Indonedia Farida. Rupanya, pihaknya belum memberikan materi yang disampaikan kepada Komisi IV.
Menanggapi itu, Anggota Komisi IV dari Fraksi PKS Johan Rosihan menilai BUMN pangan menganggap rapat ini main-main.
"Sebelum RDP bahan seharusnya sebelum 3 hari sudah kita terima. Saya berharap tolong jangan dianggap ini rapat main-main. Kita baca loh ini kita sama-sama cari solusi. ini saya dari tadi diskusi sama teman-teman ini kok kesannya kita dianggap bercanda," ucapnya.
(zlf/zlf)