Sri Mulyani Curhat Dipermalukan Bos Bank Dunia karena Stunting di RI

Sri Mulyani Curhat Dipermalukan Bos Bank Dunia karena Stunting di RI

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 30 Jan 2020 14:08 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komite IV DPD. Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani menjelaskan polemik desa fiktif di Sulawesi Tenggara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memiliki pengalaman yang kurang mengenakkan saat pertama kali bekerja di World Bank (Bank Dunia). Semua itu gara-gara stunting.

Sri Mulyani menceritakan saat baru dua bulan bekerja sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia dia merasa dipermalukan oleh Presiden Bank Dunia kala itu Jim Yong Kim. Kim yang juga seorang dokter menegur Sri Mulyani karena angka stunting Indonesia terbilang tinggi.

"Waktu saya di Bank Dunia saya dipermalukan soal stunting, karena Presiden Bank Dunia itu dokter. Negara kamu adalah salah satu tingkat stunting yang tertinggi di dunia. Saya bingung, saya bilang apa itu stunting," ujarnya dalam acara laporan Bank Dunia di Energy Building, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani mengaku baru tahu pengertian stunting saat itu. Ironisnya saat itu tingkat stunting Indonesia mencapai 38%.

"Saya dipermalukan terus sama Jim Kim. Sri Mulyani kamu harus buat sesuatu untuk negara kamu. Padahal kan Bank Dunia mengurusi banyak negara, tapi saya disuruh urusin negara saya," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Berkat bosnya itu, Sri Mulyani pun ikut menaruh perhatian besar terhadap stunting di Indonesia yang diakibatkan kurang gizi. Dirinya memiliki ide untuk berbicara dengan Jusuf Kalla (JK) yang saat itu menjadi Wakil Presiden untuk fokus membenahi masalah stunting.

"Kebetulan Pak Jusuf Kalla sering ke Washington DC. Saya bilang pak tahu nggak soal stunting. Bapak kan sudah dua kali jadi wapres, jangan sampai susah dua kali stunting tinggi. Sejak saat itu Pak Wapres perhatian terhadap stunting," tambahnya.

Kini, lanjut Sri Mulyani, semua pihak di Indonesia memiliki fokus terhadap stunting. Pemerintah menargetkan bisa menangani stunting di 100 kabupaten.

"Begitu kita pakai password stunting semua pakai stunting. Poin saya adalah Bank Dunia banyak masukan yang bagus untuk ciptakan kesadaran publik," tutupnya.




(das/ara)

Hide Ads