Selama in pemerintah selalu dihadapi masalah kekurangan penerimaan pajak. Contohnya pada 2019, penerimaan pajak kurang Rp 245,5 triliun karena realisasi penerimaan Rp 1.332,1 triliun atau hanya 84,4% dari target yang ditetapkan yakni Rp 1.577,6 triliun.
"Oleh karena itu saya minta seluruh staf ahli ini betul-betul siap bekerja penuh di dalam mendukung program prioritas dan juga berbagai tujuan strategis serta isu-isu penting yang kita hadapi. Menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, terus meningkatakan kualitas ekonomi kita, dan juga untuk pajak mengurangi shortfall atau menghilangkan shortfall, menyelesaikan pembahasan omnibus law perpajakan dan terus mampu merespon fenomena baru dari sisi ekonomi digital untuk bisa menjadi salah satu sumber pendapatan," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Sri Mulyani juga memberikan pesan bagi masing-masing sosok staf ahli yang baru dilantik, salah satunya Yon Arsal yang menjadi Staf Ahli bidang Kepatuhan Pajak.
"Kepada pejabat baru Yon yang sebelumnya menjadi direktur PKP DJP, saya minta dalam laksanakan tugas bukan hanya bawa pengalaman sebelumnya, namun juga pengetahuan dan pengalaman dalam banyak hadiri rapim untuk bisa begitu kayanya pembahasan dalam mendesain berbagai kebijakan dalam penerimaan pajak," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani Resmi Angkat 3 Staf Ahli Baru |
Pesan untuk Nufransa Wira Sakti sebagai Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak, adalah mampu memberikan nilai tambah Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
"Saudara Nufransa yang selama ini banyak dikenal pihak luar sebagai kabiro komunikasi dan diangkat sebagai staf ahli bidang pengawasan pajak sebetulnya ini kembali ke habitat lama karena berasal dari DJP. Saya berharap seluruh pengalaman selama ini baik saat kerja di CTO dan KLI bisa menambah dan memperkaya kemampuan untuk mendorong dan membantu dan memberikan nilai tambah kepada DJP," kata Sri Mulyani.
Sedangkan instruksi untuk Kunta Wibawa Dasa Nugraha sebagai Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara mampu memberikan efektivitas anggaran belanja negara.
"Untuk Kunta yang selama ini menjadi direktur penyusunan APBN di DJA kita tidak perlu menjelaskan ruang kerjanya sebagai staf ahli mengenai pentingnya APBN dan sampai saat ini kita sudah dapatkan bagaimana efektivitas dari belanja negara bisa kita wujudkan. Ini tidak mudah karena kita tergantung dengan KL lain dan pemda, tapi kita tidak boleh berhenti berikhtiar," kata Sri Mulyani.
(hek/hns)