Mencari Skema Terbaik Gabungkan Ratusan Hotel BUMN

Mencari Skema Terbaik Gabungkan Ratusan Hotel BUMN

Anisa Indraini - detikFinance
Sabtu, 01 Feb 2020 09:00 WIB
Hotel Grand Inna Samudera Beach Hotel
Ilustrasi/Foto: (Syahdan Alamsyah/detikcom)
Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal menggabungkan pengelolaan 106 hotel-hotel yang dimiliki BUMN. Sampai saat ini proses penggabungan masih terus mencari skema dan strategi yang tepat untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu coba memberikan usulan terkait skema yang bisa digunakan Kementerian BUMN. Pertama, kepemilikan hotel disatukan. Cara ini berarti, hotel-hotel BUMN lain mau tidak mau dijual atau dialihkan sahamnya ke hotel induk.

"Ada berbagai alternatif untuk penggabungannya. Jadi alternatifnya apakah satu kepemilikan. Kalau disatukan kepemilikannya berarti dijual dari hotel lain ke hotel induknya. Atau dialihkan sahamnya dihapus bukukan di tempat lain kemudian dipindahkan," kata Said kepada detikcom, Jumat (31/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, cukup pengelolaan hotel yang disatukan. Yang dimaksud dengan skema ini adalah, hotel-hotel lain melakukan kontrak jangka panjang dengan induk atau bisa juga dengan cara bagi hasil.

"Kalau pengelolaan (disatukan) alternatifnya dikontrak jangka panjang atau dibagi hasilkan," terangnya.

ADVERTISEMENT

Mana skema yang lebih cocok?

Jika prosesnya ingin cepat, Said menyarankan agar penggabungan hotel-hotel BUMN dilakukan dengan skema penyatuan pengelolaan saja.

"Kalau saya si pikirnya kalau mau cepat ya disatukan pengelolaan saja dulu, karena panjang kalau disatukan kepemilikan. Itu agak panjang. Jadi kalau mau cepat ya satukan pengelolaan saja jadi satu nama semua. Satu nama, satu manajemen, jadi kontrak pengelolaan," sarannya.

Saat ini Kementerian BUMN sendiri masih mencari 'sosok' yang tepat untuk menjadi induk dari bisnis hotel-hotelnya. Rencananya, hotel-hotel BUMN yang diperkirakan berjumlah 106 dari BUMN yang berbeda akan digabungkan menjadi satu atap.

Sebelumnya, digadang-gadang bahwa PT Hotel Indonesia Natour (HIN) atau Inna Group yang akan kelola hotel-hotel BUMN. Jika melihat dari bisnis inti, HIN memang satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang perhotelan. Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu pun berharap demikian.

"Saran saya si HIN saja (yang kelola hotel-hotel BUMN) karena dia memang dari dulu (bisnis intinya hotel). Yang lain pun bukan bisnis hotel. BUMN bisnis hotel hanya HIN," katanya.

Selain itu jika melihat dari kondisi perusahaan saat ini, HIN dinilai memiliki kompetisi yang cukup matang.

"Secara kompetisi HIN iya (cocok kelola hotel BUMN). Nggak ada pilihan lain," ucapnya.

Meski begitu, seandainya HIN yang ditunjuk sebagai pengelola pun harus dicari orang yang betul-betul profesional untuk menanganinya.

"HIN harus dicari orang profesional betul yang handle. Kalau perlu saran saya kerjasama dengan jaringan hotel Internasional agar berkembang," sarannya.



Simak Video "Video: KemenP2MI-KemenHAM Jalin Kerja Sama Tingkatkan Kualitas Perlindungan PMI"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads