Penerbangan langsung dari dan ke China akan ditunda sementara terhitung sejak Rabu pukul 00.00 WIB. Keputusan itu berlaku untuk penerbangan penumpang, lalu bagaimana dengan kargo?
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto mengatakan, kebijakan itu hanya berlaku bagi penerbangan penumpang. Sedangkan untuk pesawat angkut kargo akan diberlakukan kebijakan khusus.
"Kalau khusus kargo beda lagi. Karena mereka tidak membawa penumpang. Ada hal khusus," ujarnya di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (3/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditjen Perhubungan Udara sendiri sore ini melakukan rapat dengan seluruh maskapai dan operator bandara. Salah satu yang akan dibahas mengenai kebijakan khusus untuk pesawat kargo dari dan ke China.
"Kan yang disampaikan yang berhenti adalah penerbangan. Masalah penerbangan kargo ya atau tidak akan dibahas sore ini. Akan ditentukan bagaimana. Kalau dikasih masuk itu opsinya seperti apa. Apakah pesawatnya diisolasi atau kargonya diturunkan. Ini semua masih menjadi bahan bahasan, akan diselesaikan sore ini," tambahnya.
Baca juga: Masih Ada 3.000 WNI Berada di China |
Menurut data yang dia pegang, penerbangan kargo dari dan ke China tidak terlalu sibuk. Setidaknya ada sekitar 5 kali penerbangan dalam seminggu.
Selain penerbangan kargo, rapat tersebut juga akan membahas dampak dari pelarangan penerbangan terutama terkait ganti rugi penumpang yang sudah membeli tiket. Salah satu opsinya adalah mengubah rute penerbangan ke beberapa negara di sekitarnya.
"(Tapi) harus ada pengajuan dulu. Seperti biasa. Mereka ajukan kita pasti proses," tutupnya.
(das/fdl)