Profil Tony Fernandes, Bos AirAsia yang Mundur Terkait Kasus Suap

Profil Tony Fernandes, Bos AirAsia yang Mundur Terkait Kasus Suap

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 04 Feb 2020 16:55 WIB
Tony Fernandes
Foto: Tony Fernandes (AFP)
Jakarta -

CEO AirAsia Group Tony Fernandes dan Chairman Kamarudin Meranun mundur sementara dari jabatannya terkait dugaan suap pembelian pesawat Airbus. Dua petinggi maskapai bernuansa merah itu diduga menerima US$ 50 juta untuk melancarkan transaksi pembelian pesawat.

Siapa sebenarnya Tony Fernandes? Begini profil singkatnya.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (4/2/2020), pria dengan nama lengkap Tan Sri Dr. Anthony Francis Fernandes ini lahir di Kuala Lumpur, Malaysia, 30 April 1964.

Tony adalah pendiri Tune Air Sdn. Bhd. yang memperkenalkan konsep penerbangan murah pertama lewat AirAsia. Fernandes berhasil mengubah AirAsia dari perusahaan penerbangan milik negara Malaysia yang kolaps menjadi maskapai swasta yang sukses.

Tony juga yang pernah mendorong PM Malaysia Dr. Mahathir Mohamad pada tahun 2003 untuk meloloskan open skies agreement, yaitu perjanjian pasar terbuka untuk operasi perusahaan penerbangan, dengan Thailand, Indonesia, dan Singapura.

Pada 2007 silam, pria lulusan The Alice Smith School, Epsom College, dan London School of Economics itu merintis jaringan perhotelan Tune Hotels dengan konsep no-frills (eliminasi layanan sampingan untuk memotong beban operasional dan tarif) seperti AirAsia. Sampai saat ini Tune Hotels sudah beroperasi di Inggris, Australia dan Timur Tengah.

Sepanjang karirnya Tony pernah pegang jabatan penting seperti Team principal Lotus Racing, Auditor Virgin Airlines, Direktur Manajer Warner Music (Malaysia) Sdn Bhd, Wakil presiden Warner Music Group Asia Tenggara, dan Group Chief Executive Officer/Direktur dari AirAsia Berhad.


Dalam pernyataan tertulis perusahaan ke bursa saham Malaysia yang dikutip dari Financial Times, Selasa (4/1/2020), AirAsia menyatakan Tony Fernandes dan Kamarudin Meranun akan melepaskan posisinya sementara, selama dua bulan atau lebih.

Ada dugaan suap US$ 50 juta dari Airbus untuk klub olahraga yang dimiliki dua eksekutif yang tidak disebutkan namanya. Hal ini kemudian dibantah oleh AiAsia.

Seperti apa sih kasusnya? Lihat di halaman berikutnya.


Tony Fernandes, diketahui membeli AirAsia dari pemerintah Malaysia dengan harga kurang dari US$ 1 pada 2001 dan menjadikannya sebagai salah satu maskapai terbesar dunia.

Ia dan Kamarudin merupakan pecinta olahraga dan pernah memiliki tim balap Formula 1 Caterham yang kini sudah tidak ada namun mendapatkan sponsor dari Airbus. Tony dan Kamarudin juga tercatat menjadi pemilik mayoritas klub sepakbola London Queens Park Rangers.

Komisi Anti Korupsi Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tengah berkoordinasi dengan pihak berwenang di Inggris yang juga menyelidiki tuduhan tersebut.


Investigator Inggris mengatakan, AirAsia dan AirAsia X memesan 406 pesawat Airbus antara 2005 dan 2014. Sebagai pengambil keputusan utama di AirAsia dan AirAsia X, mereka diduga diberi hadiah dengan pesanan 180 pesawat dari Airbus.

AirAsia mengatakan sponsor Airbus ke tim olahraga merupakan hal yang wajar dan proses sponsorship ini sudah melalui penilaian internal yang wajar. Maskapai Malaysia menolak mengomentari identitas eksekutif yang disebutkan dalam penyelidikan.


Hide Ads