"Untuk Tiongkok diprediksi secara konsensus ekonomi akan turun 1-2%. Kalau ke Indonesia pengaruhnya 0,1-0,29%," kata Airlangga dalam acara Mandiri Investment Forum 2020, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Ia mengatakan, saat ini China memperpanjang libur massalnya hingga pertengahan Februari 2020 demi mengantisipasi penyebaran virus corona.
"Dan sekarang mereka memperpanjang libur massal. Libur massal ini kemungkinan sampai sampai pertengahan Februari. Karena itu kita masih monitor perkembangan berikutnya," ungkap Airlangga.
Dengan libur panjang tersebut, menurut Airlangga industri farmasi Indonesia yang mengimpor beberapa komponen dari China akan terdampak.
"Yang terkena kemungkinan di farmasi industri karena sebagian komponen ada di sana," tutur dia.
Sedangkan, industri manufaktur seperti otomotif diprediksinya tidak terdampak. Pasalnya, industri otomotif RI tak bergantung dengan bahan baku dari China.
"Kalau ke manufaktur kaitannya bahan baku, tapi di Wuhan pusatnya otomotif tapi otomotif Indonesia basisnya bukan dari China. Jadi dampaknya itu relatif kecil," tegas dia.
Sejauh ini, menurut Airlangga dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia yakni ke sektor pariwisata.
"Karena bagi Indonesia yang paling berdampak adalah tourim. Jadi turis China itu 2 juta ke Indonesia. Dengan adanya travel warning di mana-mana, menyetop turis dari China di mana-mana, maka akan ada dampaknya. Tapi ini akan kami evaluasi dua mingguan," pungkas Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
(dna/dna)