Maskapai penerbangan di Indonesia sudah menutup rute penerbangan dari dan menuju China. Akses udara dari dan menuju negeri tirai bambu sudah ditutup sejak hari ini pukul 00.00 WIB.
Bagaimana nasib penerbangan yang rutenya ditutup?
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa maskapainya akan mempertimbangkan opsi re-route alias mengalihkan rute. Kemungkinan pihaknya akan menambah penerbangan pada rute lokal, ke Surabaya misalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pesawat kan banyak yang grounded. Selalu pilihannya ada dua, kita nambah rute lokal misalnya ke Surabaya, tapi tentu saja dengan izin Perhubungan," kata Irfan, ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Ataupun maskapainya juga bisa menambah jumlah penerbangan ke beberapa negara. Mulai dari India, Turki, hingga Australia.
"Lalu area-area baru, kita lagi analisis, ada usulan ke India, Turki bisa jadi, Australia mungkin ditambah. Kita lagi analisa lah soalnya nggak mau buka cuma tiga hari lalu ditutup," jelas Irfan.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Managing Director of Lion Air Indonesia Daniel Putut Kuncoro Adi, dia mengatakan bahwa pihaknya kemungkinan akan mengalihkan rute. Dia menyebut akan menambah frekuensi penerbangan ke beberapa rute di dalam negeri.
"Pasti kami lagi cari rute-rute yang lain. Dalam negeri aja masih banyak kan. Ini saya baru mau meeting. Mau hitung rotasi mau dibawa ke mana. Kami kan hampir 140 kota, paling nggak akan kita tambah (frekuensi) atau evaluasi rute lagi," papar Daniel.
(eds/eds)