Virus Corona Tekan Pariwisata, RI Bisa Kehilangan Rp 54 T

Virus Corona Tekan Pariwisata, RI Bisa Kehilangan Rp 54 T

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 05 Feb 2020 19:38 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (19/6/2015). Dia menolak membocorkan jumlah kekayaannya ke media. Rachman Haryanto/detikcom.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian global sangat besar.

Pasalnya, menurut Luhut pertumbuhan ekonomi China menyumbang 4,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia pada tahun 2002-2003 di mana virus. SARS menyerang. Saat itu pun perekonomian global tergoncang. Apalagi sekarang di mana kontribusi China terhadap PDB dunia sebesar 17%.

Selain itu, virus corona ini sudah terbukti menekan sektor pariwisata berbagai negara termasuk Indonesia.

Dengan penurunan drastis di sektor pariwisata saat ini, Luhut menuturkan Indonesia bisa kehilangan devisa hingga US$ 4 miliar atau sekitar Rp 54,6 triliun (kurs Rp 13.756).

"Jadi dampaknya itu pada perekonomian global bukan hanya Indonesia, itu besar sekali. Turis menurun, kita mungkin bisa kehilangan US$ 4 miliar dolar kalau terus begini. Jadi kita harus mengambil langkah-langkah agar ini tidak terjadi," kata Luhut dalam penutupan Mandiri Investment Forum 2020, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Untuk mengantisipasi dampak virus corona makin meluas, pihaknya akan mengevaluasi setiap 2 hari. Sehingga, pemerintah bisa mengetahui kebijakan apa yang harus diambil dalam menangangi virus corona ini.

"Kalau trennya menurun kami akan mulai melonggarkan. Karena bagaimana pun dampaknya terhadap perekonomian kita luar biasa. Jadi tidak bisa terus begini, ya memang ada risiko tapi kita ambil yang paling minim sekali," terang Luhut.

Adapun kelonggaran yang dimaksud Luhut yakni mengenai arus ke luar-masuk orang dan barang yang saat ini diperketat.

"Tapi kan orang belum bisa berpindah, lah kalau orang belum bisa berpindah kan siapa yang ngerjain, sekarang kita amatin tiap dua hari bagaimana apakah sudah sampai pada peak-nya corona ini. Kalau sudah mulai nurun kita mungkin saya kira bisa mempertimbangkan untuk membuka lagi untuk para diplomat atau pegawai yang khusus untuk industri yang sedang dibangun di sini," imbuh dia.

Virus Corona Tekan Pariwisata, RI Bisa Kehilangan Rp 54 T



(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads