Gegara kabar virus Corona yang saat ini melanda China, harga kebutuhan dapur yang berasal dari China ikut berdampak. Belum lagi impor dari China juga dibatasi, contohnya bawang putih kating.
Saat ini harga bawang putih kating (bawang putih impor China) dalam pantauan detikcom di Pasar Induk Kajen, Kabupaten Pekalongan, mengalami kenaikan yang cukup tajam yakni Rp 60 ribu per kilogramnya. Hal ini dibarengi dengan stok yang terbatas.
Diyakini para pedagang, harga bawang putih jenis kating ini akan terus meningkat. Pasalnya ada pembatasan impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewi Setyowati (41) pedagang sayur di Pasar Induk Kajen, saat ditemui detikcom, Kamis (06/02/2020) mengatakan lonjakan harga bawang putih dirasakan sudah terjadi pada dua pekan terakhir ini. Sedangkan harga meroket pada satu pekan lalu.
"Sudah dua pekan naik harga bawang putih kating. Terus minggu lalu dan kemarin naik lagi," ucap Dewi Setyowati.
Menurutnya, bawang putih kating sebelumnya Rp 32 ribu perkilonya, kemudian naik menjadi Rp 48 ribu perkilonya.
"Terus beberapa hari kemarin naik lagi menjadi Rp 60 ribu/kg nya. Ini lagunya akan naik terus, sih," katanya.
Sedangkan harga bawang putih biasa yang semula Rp 28 ribu, naik menjadi Rp 32 ribu dan saat ini menjadi Rp 50 ribu/kg.
"Penyebabnya? kata sales yang membawa, karena barangnya import. Katanya (impor) dibatasi. Dari Jakarta semua bawangnya," katanya.
Selain itu harga kebutuhan lainnya masih bertahan terutama cabai keriting merah.
"Kalau yang lain harganya masih sama. Ya sama mahal belum turun-turun seperti cabai setan," tambahnya.
Harga cabai setan atau keriting merah saat ini masih Rp 80 ribu/kg sejak mengalami kenaikan beberapa kali sejak Desember 2019 lalu.
"Yang lainnya masih utuh harganya tidak naik dan turun," jelasnya.
Sementara itu, Tarno pedagang sayur lainnya mengakui sudah dalam sepekan terakhir harga bawang putih melonjak tinggi akibat pasokan sulit. Ia mengaku tidak tahu apa penyebabnya, namun diakuinya saat ini sulit mendapatkan pasokan bawang putih.
"Naiknya bertahap. Sebelumnya (bawang putih kating) tiga puluh lima ribu sekarang sudah enam puluh ribu. Barangnya langka karena impor. Ndak tahu apa sebabnya," katanya.
Akibat kenaikan harga bawang putih ini dikatakan para pedagang daya beli masyarakat pun menurun drastis.
"Yang semula bisa beli setengah kilo saat ini hanya beli seperempat kilo," katanya.
Setyaningsih (29) pelanggan pasar, mengakui untuk kebutuhan bawang putih, dirinya terpaksa menghemat belanja karena mahal.
"Lombok (cabai) saja belum turun kini bawang putih naik. Ya kita kurangi belanjaan. Paling saya hanya beli seperempat saja," kata Setyaningsih.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, Siswanto sendiri hanya berkomentar soal bawang putih lokal (bukan kating). Menurutnya, di Kabupaten Pekalongan memiliki 52 hektar lahan yang dibudidayakan untuk tanaman bawang putih.
"Harga (bawang putih lokal) naik karena musim panen baru bulan Maret depan," jelasnya.
(eds/eds)