Sri Mulyani Akui Rp 2.500 T Belum Nendang Genjot Ekonomi RI

Sri Mulyani Akui Rp 2.500 T Belum Nendang Genjot Ekonomi RI

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 07 Feb 2020 18:57 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik pejabat eselon II
Menkeu Sri Mulyani/Foto: Dok. Kementerian Keuangan
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan dengan para pengusaha di Hotel Kempinski, Jakarta. Dalam pertemuan ini, di hadapan 1.200 pengusaha ia curhat soal gaji yang lebih rendah dibandingkan para hadirin.

Pada awalnya, ia mengungkapkan soal belanja pemerintah yang digelontorkan melalui APBN Tahun Anggaran 2020 ini mencapai Rp 2.500 triliun.

"Kemenkeu belanja Rp 2.500 triliun. Agak banyak ya kalau dibandingkan bisnis bapak ibu. Tapi gaji saya dibandingkan gaji bapak/ibu, lebih tinggi gaji CFO (Chief Financial Officer) bapak ibu. Bahkan di sini ada yang overpaid," canda Sri Mulyani dalam gelaran dalam Business Gathering antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Jumat (7/2/2020).

Dalam kesempatan ini, ia meminta pengusaha optimistis agar di tahun 2020 ini perekonomian Indonesia semakin membaik. Menurutnya, dengan belanja negara ribuan triliun itu tak cukup menjalankan perekonomian Indonesia.


"Kita ingin menciptakan kesempatan kerja ini karena mesin pertumbuhan adalah pada private setor. Meskipun kita belanja Rp 2.500 triliun itu tidak cukup menggerakkan ekonomi," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Ia pun kembali menyoroti pertumbuhan ekonomi tahun 2019 yang di angka 5,02% atau di bawah target pemerintah 5,3%. Meski tak sesuai target, ia mengajak pengusaha melihat komponen lain di perekonomian yang masih tumbuh baik.

"Kalau dilihat pengangguran terendah, lihat jumlah kemiskinan menurun dan terendah di dalam sejarah ekonomi Indonesia. Maka kita sebetulnya punya modal optimistic. Juga ketidakseimbangan yang diukur gini ratio ini indikatornya sudah berkembang ke arah yang benar. Yang akan menciptakan kelas menengah yang lebih baik dan solid dan itu akan menjadi market yang penting," paparnya.

Meski di tahun 2020 ini diawali dengan persoalan yang mengkhawatirkan perekonomian global, yakni virus corona, ia meminta pengusaha tetap optimistis dalam berproduksi. Sehingga produktivitas Indonesia tak menurun.

"Di Januari kita harus meningkatkan kewaspadaan. Tapi ceritanya tidak semua gloomy," pungkasnya.

Sri Mulyani Akui Rp 2.500 T Belum Nendang Genjot Ekonomi RI



(hns/hns)

Hide Ads