Dampak penyebaran virus corona yang begitu besar mempengaruhi berbagai aspek termasuk perekonomian global. Namun pemerintah meyakini ekonomi Indonesia masih bisa diselamatkan dan dijaga momentum pertumbuhannya yakni di atas 5%.
Virus corona sendiri sudah memberikan pengaruh besar terhadap ekonomi China. Aktivitas perdagangan di China terhenti yang akhirnya mengganggu perdagangan global. Apalagi porsi ekonomi China begitu besar dari perdagangan dunia.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengakui hal itu juga akan berpengaruh ke ekonomi dalam negeri. Hubungan dagang Indonesia-China juga cukup besar. Belum lagi sektor pariwisata Indonesia juga terhantam dari anjloknya wisatawan asing yang datang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau China turun 1% itu sangat besar buat dunia karena PDB Cina US$ 14,4 triliun. Kita sedang menghitung kalau itu terjadi. Ini dampaknya masih di monitor. Kemungkinan dampaknya bisa 0,2% sampai 0,3% turunnya ke kita," ujarnya di Gedung Pakarti, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Namun Susiwijono menekankan, pemerintah tengah melakukan upaya antisipasi terkait hal itu. Salah satunya dengan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Dia yakin undang-undang sapu jagat itu bisa menyembuhkan ekonomi RI dari pengaruh virus corona.
"Sehingga dari target yang ada bisa di bawah 5%, kita ingin set off ada dampak positif dan dampak negatif. Positifnyya dari RUU Cipta Lapangan Kerja ini, supaya mendorong. Justru kita mau set off antara dampak negatifnya virus corona dengan RUU Cipta Lapangan Kerja," terangnya.
Selain itu pemerintah juga berupaya meningkatkan konsumsi rumah tangga yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Caranya dengan mendorong kementerian dan lembaga (K/L) mempercepat penggunaan anggarannya serta mempercepat penyaluran dana desa dan bansos.
Pemerintah yakin upaya tersebut akan berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi. Dirinya yakin ekonomi RI masih bisa tumbuh di atas 5%.
"Jadi artinya kebijakan pemerintah jelas dalam mengatasi semua permasalahan ekonomi. Jadi kita dorong dulu di awal semua. Mudah-mudahan beberapa set off yang kita kejar kan yang mau di dorong di kuartal I-2020 kita masih yakin di atas 5%," tutupnya.
(das/ara)