Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan menggelar seminar kebijakan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk peningkatan ekspor khususnya UMKM melalui pemasaran secara digital. Seminar ini bertujuan untuk mendukung perkembangan perdagangan elektronik (e-commerce), khususnya peningkatan kapasitas pelaku UMKM berorientasi ekspor.
"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang aktual mengenai strategi pengembangan ekspor kepada UKM yang berorientasi ekspor," kata Direktur Jenderal PEN Dody Edward, dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2/2020).
Dalam seminar dengan tema 'Digital Marketing untuk Bisnis UKM' yang digelar di Jakarta, Kamis (27/2/2020) itu, Dody menyampaikan pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Peraturan ini bertujuan untuk mendorong perkembangan niaga el, meningkatkan perdagangan produk dalam negeri, dan mendorong peningkatan ekspor secara daring (online).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Dody menambahkan, berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia yang dirilis pada 2018 terdapat 171,17 juta jiwa di Indonesia yang menggunakan internet. Angka tersebut naik 10,12% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu pada 2019, Bank Indonesia mencatat jumlah transaksi perdagangan daring setiap bulannya mencapai Rp 13 triliun. Hal ini tidak berbeda jauh dengan prediksi penelitian dari McKinsey yang menyebutkan pertumbuhan niaga-el di Indonesia meningkat delapan kali lipat pada periode 2017-2018. Dari total belanja daring senilai US$ 8 miliar pada 2017, meningkat menjadi US$ 55-65 miliar pada 2020.
"Menyikapi hal tersebut, lembaga pendidikan dan pelatihan di bawah Direktorat Jenderal PEN perlu terus proaktif dan membuat terobosan dalam membuat kurikulum dan silabus, serta pelatihan yang berbasis digital. Hal ini untuk mendukung tumbuh kembangnya eksportir baru di Indonesia yang berdaya saing," terang Dody.
Di sisi lain, Kepala Balai Besar PPEI Kemendag, Noviani Vrisvintati menambahkan kegiatan ini merupakan sarana komunikasi dan penyebaran informasi ekspor yang diprioritaskan pada pembangunan SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
"PPEI terus berkomitmen untuk berperan aktif sebagai unit pelaksana teknis yang bertugas mengkoordinasikan pendidikan dan pelatihan di bidang ekspor bagi dunia usaha khususnya UKM dan masyarakat," ujar Noviani.
Pada 2020, PPEI menargetkan 119 angkatan pelatihan dengan target peserta mencapai 3.432 orang, baik di tingkat pusat maupun daerah. Sementara sejak 1990 hingga sekarang, jumlah peserta pelatihan mencapai 55.824 orang. Para peserta terdiri dari eksportir serta organisasi yang mendukung kegiatan usaha (business support organization/BSO), yaitu BUMN, perusahaan swasta, dan universitas.
Selain itu, sejak 2010 PPEI juga menyelenggarakan program pendampingan ekspor atau Export Coaching Program. Kegiatan ini meliputi serangkaian kegiatan pendampingan selama satu tahun kepada UKM potensial ekspor agar siap ekspor. Khusus untuk 2019, terdapat 41 UKM yang telah melakukan ekspor ke beberapa negara tujuan ekspor dengan produk seperti furnitur, gula kelapa semut, kapuk, buah dan sayuran, serta makanan dan minuman dari total 75 peserta pendampingan.
Untuk mendukung pengembangan SDM ekspor, PPEI menggandeng fasilitator yang berasal dari praktisi dan instansi terkait sebanyak 100 orang. Fasilitator tersebut menyampaikan materi terkait ekspor seperti membangun strategi ekspor meliputi strategi penetrasi pasar ekspor, akses dan survey pasar ekspor melalui internet, bisnis daring ekspor, serta pemasaran digital; persiapan ekspor meliputi prosedur ekspor, manajemen ekspor impor plus simulasi, prosedur impor, serta bagaimana memulai ekspor; negosiasi ekspor sistem pembayaran dan pembiayaan ekspor impor, teknik negosiasi dan kontrak dagang ekspor; serta pendukung proses ekspor yang meliputi pameran produk untuk ekspor dan sistem manajemen keamanan pangan.
Sebagai informasi, seminar tersebut diikuti sekitar 200 orang peserta dari kalangan pelaku UKM, instansi terkait, fasilitator, serta alumni pelatihan ekspor yang diselenggarakan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI). Hadir sebagai narasumber yaitu praktisi dari The Nielsen Indonesia Yongky Susilo yang menyampaikan perkembangan terkini digital marketing di Indonesia dan manfaatnya bagi bisnis UKM.
(akn/ara)