"Hampir di semua apotek kosong, tidak ada lagi stok," jelas Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Kulon Progo, Tri Lestari, kepada detik.com, Kamis (3/3/2020).
Menurutnya, kekosongan ini karena memang dari pihak distributor tidak lagi memiliki stok. Sementara dari tingkat konsumen permintaanya dalam beberapa hari belakangan meningkat. Akibatnya tidak ada lagi stok yang dimiliki.
Meningkatnya permintaan masker juga menjadikan harga masker meningkat. Biasanya satu masker hanya dijual di kisaran Rp2.000 hingga Rp3.000 per unitnya. Namun kini sudah meningkat hingga Rp5.000 hingga Rp7.000.
"Kalau ada harganya juga mahal, kita harus berpikir panjang untuk kulakan," jelasnya.
Selain masker, peningkatan permintaan juga terjadi untuk produk pembersih tangan (hand sanitizer). Kebanyakan dibeli oleh instansi seperti perkantoran, sekolah dan hotel. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap harga jual yang meningkat hampir dua kali lipat.
"Harganya naik, dulu hanya Rp30 ribuan, kemudian 45 ribuan sekarang sudah di atas Rp100 ribu untuk 500 ml," jelasnya.
Apoteker Apotek Tri Farma, Madina mengaku sudah tidak memiliki stok masker. Begitu juga dengan hand sanitizer juga menipis. Banyak yang melakukan aksi borong, untuk mengantisipasi kebersihan.
"Kita sedang pesan untuk sanitizer, kalau masker harganya melonjak," jelasnya.
(dna/dna)