Masker Diburu Gara-gara Corona, Ada yang Jual Rp 31 Juta

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Masker Diburu Gara-gara Corona, Ada yang Jual Rp 31 Juta

Herdi Alif Al Hikam, Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 03 Mar 2020 21:00 WIB
Masker Diburu Gara-gara Corona, Ada yang Jual Rp 31 Juta
Foto: Salah satu toko alkes di Solo kehabisan stok masker (Bayu/detikcom)
Jakarta - Berita terpopuler detikFinance Selasa (3/3/2020) masih seputar serbuan virus corona (convid-19) di Indonesia. Kali ini tentang panic buying alias aksi borong besar-besaran masker yang memicu lonjakan harga hingga munculnya para spekulan.

Bayangkan saja, di toko online harga masker ada yang dibanderol Rp 31 juta. Sementara di toko-toko obat seperti di Pasar Pramuka harga masker tembus Rp 350.000, dan di daerah harga masker ada yang tembus Rp 600.000.

Malahan kini masker mulai langka di beberapa daerah, termasuk juga hand sanitizer dan tisu basah. Informasi selengkapnya bisa dibaca pada 5 berita terpopuler detikFinance berikut ini

Edan! Ada yang Jual Masker Rp 31 Juta

Harga masker Foto: screenshot
Harga masker terus melonjak usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan terdapat 2 WNI yang positif virus corona. Bahkan, ada pedagang di salah satu marketplace mencoba menjual masker dengan merek Sensi seharga Rp 31 juta.

Dari penelusuran detikcom, penjual itu menjajakan maskernya di aplikasi Shopee dengan nama toko filter.jr.red9. Masker Rp 31 juta tersebut dijual dengan ukuran 1 box isi 50 lembar. Dari keterangan toko, produknya ia kirim dari Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Ada 2 toko lainnya yang juga menjual masker seharga Rp 31 juta, seperti toko el.elsa.shop10 dan ernny45.aye5.

Baca selengkapnya di sini: Di Tengah Geger Corona, Ada yang Coba Jual Masker Rp 31 Juta

Berani Mainkan Harga Masker Bisa Kena Denda Rp 25 M

Pasar Pramuka Foto: Pasar Pramuka (Vadhia Lidyana/detikFinance)
Virus corona menjangkiti 2 warga negara Indonesia (WNI). Hal itu membuat permintaan masker meningkat tajam, hingga membuat harganya di pasar melonjak drastis.

Terkait hal itu, Komisioner KPPU Guntur Saragih mengatakan pelaku usaha yang memanfaatkan kesempatan dengan menaikkan harga masker akan dikenakan Undang-undang (UU) Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Adapun denda yang harus dibayarkan maksimal Rp 25 miliar.

"(Denda) maksimum Rp 25 miliar sanksinya di Undang-undang (UU) Nomor 5 tahun 1999," kata Guntur di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020).

Meski begitu, Guntur menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan pemain yang melanggar UU tersebut. Pelaku usaha yang menaikkan harga saat ini berasal dari retail-retail kecil. Berdasarkan catatannya, pemasok masker yang telah mendapat izin Kementerian Kesehatan hanya ada 28 produsen, 55 distributor, dan 22 importir dalam negeri.

Baca selengkapnya di sini: Peringatan! Berani Mainkan Harga Masker Kena Denda Rp 25 M

Tarif Ojol Bakal Naik Rp 100/Km

tarif ojol Foto: Nadia Permatasari/Infografis
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang melakukan pembahasan mengenai kenaikan tarif ojek online (ojol). Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengaku sudah ada keputusan final soal kenaikan tarif ojol.

Budi mengatakan usulan awal tarif ojol menjadi Rp 2.500 per kilometer (km) akan kembali disesuaikan. Dia mengatakan kemungkinan tarif ojol hanya naik Rp 100 per km saja untuk wilayah Jabodetabek. Dengan begitu, tarif ojol nantinya Rp 2.100 per km.

"(Naiknya) Sedikit. Paling 100 perak. Cuma untuk DKI Jakarta sekitarnya saja," ungkap Budi di sela acara Rakornis Ditjen Darat Kemenhub, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).

Baca selengkapnya di sini: Tarif Ojol di Jabodetabek Cuma Naik Rp 100/Km

Negatif Corona, Pegawai Telkom Meninggal Sempat Bikin Geger

Illustrasi telkom indonesia Foto: Rachman Haryanto
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) buka suara soal kabar karyawannya meninggal dunia diduga karena virus corona. Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo mengungkapkan, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) apakah karyawannya itu betul meninggal dunia karena corona.

"Adapun penyebab meninggalnya terkait dengan dugaan akibat infeksi virus Corona (Covid-19), saat ini kami sedang berkoordinasi intensif dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium," kata Arif kepada detikcom, Selasa (3/3/2020).

Menurut Arif, karyawannya itu memiliki riwayat medis sering mengalami radang saluran nafas dan batuk pilek.

"Bahwa benar ada seorang karyawan kami yang meninggal pagi ini (3/3) di Rumah Sakit dr Hafiz (RSDH) Cianjur. Berdasarkan riwayat medis yang tercatat di perusahaan 10 tahun terakhir yakni sejak tahun 2010 yang bersangkutan memiliki keluhan dan sering mengalami radang saluran nafas dan batuk pilek," terang Arif.

Baca selengkapnya di sini: Pasien Suspect Corona Meninggal di Cianjur Karyawan Telkom

Jokowi Mau Bikin Rumah Sakit Khusus Corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin rapat soal pusat data nasional Foto: Andhika/detikcom
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berniat untuk membangun rumah sakit (RS) di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Falisitas kesehatan itu akan menjadi RS Khusus virus corona.

Hal itu disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai menghadiri rapat dengan Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2020).

"Mau dibikin di Pulau Galang di Batam. ya RS khusus, nggak tau namanya. Jadi seperti keperluan untuk Natuna dan Sebaru. Kalau ada case itu dibawa ke sana. Nanti Pak Menkes yang operasikan," tuturnya.

Untuk membangun RS khusus virus corona ini, Basuki tadi rapat dengan Panglima TNI, Polri, BIN, Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan dan dipimpin oleh Jokowi.

Baca selengkapnya di sini: Jokowi Mau Bangun RS Khusus Corona di Pulau Galang
Halaman 2 dari 6
(hns/dna)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads