Corona Serang RI, Bagaimana Impor Roda Kereta dari China?

Corona Serang RI, Bagaimana Impor Roda Kereta dari China?

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 04 Mar 2020 14:50 WIB
Sejumlah pabrik di China perlahan kembali buka dan beroperasi di tengah wabah virus corona. Para pekerja di pabrik itu sibuk beraktivitas dengan kenakan masker.
Foto: AP Photo
Jakarta -
PT KAI (Persero) mengkhawatirkan suplai roda kereta yang diimpor dari China terhenti imbas virus corona melumpuhkan produktivitas di negara tersebut. Saat ini saja pasokan suku cadang kereta dari Negeri Tirai Bambu sudah mulai tersendat sementara roda kereta harus diganti paling tidak setahun sekali.
"Kemarin informasinya satu sudah datang, dua sudah datang, tiga tersendat, tapi terakhir saya mendengar mereka sudah mulai merilis," kata Direktur Utama KAI Edi Sukmoro saat berkunjung ke markas detikcom, Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).
Sejauh ini, dia menjelaskan pasokan roda yang ada masih aman untuk memenuhi kebutuhan. Yang dikhawatirkan apabila suplai benar-benar terhenti. Pasalnya Indonesia belum bisa memproduksi roda kereta.
"Kalau sampai hari ini masih mampu, masih ada. Kami hanya mengkhawatirkan kalau ini sampai stag atau tidak bisa disuplai, ini kita harus mencari pikiran lain. Tetapi sejauh ini sih tidak terganggu," jelasnya.
Edi menerangkan bahwa sebenarnya ada alternatif negara lain yang bisa menyuplai roda kereta ke Indonesia. Namun saat ini Indonesia sudah berkontrak dengan pihak China.
"Ada, Eropa Timur ada, Rusia juga ada. Tapi kan ini karena yang sudah kontrak gitu ya," tambahnya.
Merebaknya virus corona di China memberikan dampak besar pada aktivitas ekspor dan impor Indonesia dengan negeri Tirai Bambu. Tercatat nilai impor dari China anjlok per akhir Februari 2020.
Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Syarif Hidayat mengatakan penurunan impor dari China paling dalam dibandingkan dengan negara lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
"Tren impor terjadi terjadi perubahan, ini bisa dilihat dari devisa negara yang juga anjlok ini. Berarti memang ada penurunan nilai impor di sini," kata Syarif di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/3/2020).



(toy/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads