Ngeluh Corona Bikin Pariwisata Babak Belur, Pengusaha: Cancel Cancel Cancel

Ngeluh Corona Bikin Pariwisata Babak Belur, Pengusaha: Cancel Cancel Cancel

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 05 Mar 2020 13:43 WIB
turis
Foto: (Gede/detikTravel)
Jakarta - Virus corona memberikan dampak besar pada sektor pariwisata di dunia, maupun di Indonesia. Menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, sejak virus corona diumumkan di China, lalu juga masuk ke Indonesia, industri pariwisata dari hotel dan restoran babak belur.

Penurunan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) sangat drastis. Bahkan, penurunan okupansi sejak virus corona diumumkan namun belum memasuki Indonesia (fase pertama) sudah 30-40% secara nasional. Lalu ditambah penurunan 10% lagi sejak 3 hari belakangan ini di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan 2 WNI positif virus corona (fase kedua).

"Memang kalau di sektor pariwisata saat ini, kejadian begitu ada masuk ke fase kedua, itu ada cancel, cancel, cancel. Okupansi langsung drop semuanya. Karena kan ini masalah pasar domestik," ungkap Maulana ketika ditemui awak media dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Ia khawatir, apabila sampai penutupan kuartal I-2020 ini belum ada solusi yang tepat untuk penyebaran virus corona, 70% cadangan devisa Indonesia bisa hilang.

"Yang pariwisata ya, itu bisa 60-70% hilang. Pasar kita hilang semua, bagaimana. Orang kan menghindari travelling. Yang akan travelling ke luarnya satu-satu, terpaksa. Siapa yang mau? Lalu orang bisnis, ini juga tak ada pilihan," papar Maulana.

Sebelum virus corona masuk Indonesia saja, wisman di Bali sudah menurun drastis dan kerugiannya mencapai Rp 1 triliun. Maka, di fase kedua ini ia memprediksi kerugiannya semakin melebar.

"Saya baru punya data di fase pertama. Itu di Bali sudah ada cancelation, nilainya sampai Rp 1 triliun," ungkap dia.

Maulana membeberkan, sejumlah destinasi yang mengalami penurunan wisatawan yang paling parah yakni Bintan, Batam, Manado, dan Bali.

"Intinya yang paling besar kenanya di Batam, Bintan, Manado, Bali. Paling besar Batam Bintan, dan Manado karena itu ribuan. Kalau Bali dia ada captive dari wisman lain, termasuk domestiknya cukup hot," tutup dia.


(dna/dna)

Hide Ads