Agus menjelaskan, tahun 2019 nilai ekspor sarang burung walet mencapai sekitar US$ 45 juta atau setara dengan Rp 639 miliar (kurs Rp 14.200/US$).
"(Nilai ekspor sarang burung walet) sekitar US$ 45 juta tahun lalu," kata Agus dalam diskusi Kesiapan Perdagangan Indonesia Menghadapi Wabah Virus Corona di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Namun akibat adanya virus corona ini, Agus menyebut bisa mengganggu ekspor sarang burung walet Indonesia ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Kemungkinan ekspor komoditas sangat besar sarang (burung) walet akan terganggu," sebutnya.
Sayangnya, ia tidak mau bicara ketika ditanya berapa kemungkinan kerugian dari adanya virus corona ini. Yang jelas, ia meminta pelaku usaha untuk meningkatkan produksi sarang burung walet dengan mengolahnya menjadi bahan siap konsumsi agar memiliki nilai tambah.
Dengan begitu, diharapkan nilai ekspor dari sarang burung walet tetap bisa meningkat meskipun di tengah gegernya virus corona.
"Yang jelas supaya ini peluang bagi UMKM untuk meningkatkan produksinya. Jadi harus langsung produk finish sehingga bisa ada nilai tambah. Kalau sebagian tidak diproduksi kan sayang. Dengan ada wabah ini kita harus antisipasi, yang tadinya (nilai ekspor) US$ 45 juta diharapkan bisa 3x lipat," harapnya.
(dna/dna)