Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta kepada seluruh anak buahnya untuk membongkar kebijakan-kebijakan di masa lalu di tengah serangan virus corona (Covid-19) yang menjangkiti perekonomian dunia.
Hal itu diungkapkannya usai melantik ratusan pejabat eselon II dan III di lingkungan Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.
"Kita bongkar pengalaman 30 tahun ke belakang, apa instrumen yang bisa kita pakai. Kita bongkar kebijakan-kebijakan yang pernah kita lakukan, kita review lagi, sehingga kita terus mampu memformulasikan policy yang sesuai kita hadapi," kata Sri Mulyani di gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan membongkar kebijakan-kebijakan di masa lalu adalah untuk mencari referensi penanganan masalah besar yang pernah menimpa perekonomian nasional. Apalagi risiko pelemahan ekonomi alias downside risk dari ketidakpastian global sudah terjadi di negara-negara lain seperti China dan Singapura.
"Kita harus fokus, mitigasi dampaknya. Ini bukan teori lagi. Downside risk sudah terlihat betapa lumpuhnya negara dari RRT sampai Singapura. Semuanya terdampak," jelasnya.
Menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut APBN harus menjadi sumber solusi dari tekanan-tekanan yang berasal dari global. Oleh karena itu, salah satunya mencari kebijakan-kebijakan di masa lalu yang bisa diadopsi di masa sekarang.
"Kita sebagai bendahara negara harus mengantisipasi ini, agar tidak berdampak ke seluruh sistem, kita harus redam. Karena itu fungsi dan tanggung jawab APBN sebagai instrumen fiskal," ungkapnya.
(hek/ara)