Pengusaha Kesulitan Siapkan Penangkal Corona di Bus

Pengusaha Kesulitan Siapkan Penangkal Corona di Bus

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 13 Mar 2020 13:37 WIB
hand sanitizer di KRL
Foto: Sarah Oktaviani Alam/detikHealth
Jakarta - Virus corona makin merebak kemana-mana, antisipasi penyebaran virus pun dilakukan di berbagai fasilitas publik. Mulai dari pemberian masker gratis, pemeriksaan suhu tubuh, hingga penyediaan cairan antiseptik untuk cuci tangan alias hand sanitizer.

Namun, justru pengusaha bus mengatakan, belum semua bus memberikan fasilitas tersebut. Menurut Wakil Ketua Bidang Angkutan Orang Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kurnia Lesani Adnan saat ini pengusaha kesulitan dalam melakukan pengadaan fasilitas pencegah penyebaran virus corona.

Menurutnya, mulai masker hingga hand sanitizer saat ini sulit didapatkan di pasar. Belum lagi harganya masih kelewat mahal sehingga ditakutkan membebani operasional bus.

"Di bus kita sebenarnya mau saja melakukan pengadaan alat untuk pengukur suhu tubuh ataupun hand sanitizer, atau juga bagi masker gratis. Cuma ini pengadaannya sulit. Lihat aja kemarin masker kan barangnya susah, mahal lagi," kata Sani kepada detikcom, Jumat (13/3/2020).

Meski begitu, Sani sudah mengatakan dia mengimbau agar anggotanya mulai melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik kepada kru-kru bus. Hal ini dilakukan untuk menjamin penyebaran corona kepada kru bus.

"Kita tetap monitor soal kru-kru kita. Kita intenskan pemeriksaan kesehatan. Secara periodik kan tiga bulan sekali kita lakukan, tekanan darah dan sebagainya. Ini kita intenskan, dua Minggu kita arahkan untuk cek," ungkap Sani.

"Alhamdulillah-nya sejauh ini juga belum pernah ada temuan (indikasi corona) dari kru kita," katanya.

Sementara itu menurutnya penumpang tak usah khawatir soal pencegahan penyebaran corona pada transportasi darat. Menurutnya, banyak terminal yang sudah mengetatkan pemeriksaan gejala corona ke penumpangnya.

"Di terminal mulai ada pemeriksaan tambahan, suhu badan dan hand sanitizer juga ditambah," sebut Sani.


(dna/dna)

Hide Ads