Wabah Corona yang menyebar serta pembatasan pertemuan terbuka membuat industri perhotelan dan restoran terkena imbas. Efek Corona disebut sebagai masa paling apes oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel.
"Ini sangat berefek soal Corona. habis kita ini. Ini minggu paling apes sejak minggu lalu," kata Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).
Sejak minggu lalu, pembatalan acara di hotel dan restoran terus berdatangan di meja manajemen. Pembatalan ini akibat isu Corona dan adanya surat edaran dari berbagai pihak untuk membatasi adanya pertemuan besar-besaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak sekali yang cancel. Kalau hari biasa seperti ini masih bisa running antara 50 hingga 60 persen untuk okupansi hotel di Makassar. sekarang ini 30% saja sudah syukur," ungkapnya.
"Bapak bisa bayangkan hingga 30% penurunannya. Dan minggu ini paling apes karena minggu kemarin keluar itu surat edaran bertubi-tubi," imbuhnya.
Bahkan akibat menurunnya okupansi ini membuat beberapa hotel memutuskan tidak menggunakan lagi tenaga harian.
"khusus (hotel) Phinisi, Claro Dalton saya instruksikan tenaga harian itu dihentikan dulu. Jumlahnya banyak dan semua hotel akan melakukan hal yang sama," kata dia.
Dia pun berharap kepada Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Provinsi Sulsel untuk memberikan insentif kepada pengusaha hotel dan restoran dengan membebaskan pajak.
"Ini supaya kita bisa survive dulu dengan membebaskan pajak hotel dan restoran," harap Anggiat.
(fiq/fdl)