Masker Diekspor ke China, Menimbang Perlu atau Tidak RI Lockdown

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Masker Diekspor ke China, Menimbang Perlu atau Tidak RI Lockdown

Hendra Kusuma, Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 17 Mar 2020 21:00 WIB
Masker Diekspor ke China, Menimbang Perlu atau Tidak RI Lockdown
Ilustrasi masker/Foto: Pradita Utama
Jakarta - Berita terpopuler detikFinance, Selasa (17/3/2020) tentang masker. Ternyata, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memasok banyak masker ke China hingga Singapura.

Mengacu pada data BPS kenaikan nilai ekspor masker signifikan ke China, yaitu dari US$ 496 pada akhir 2019 menjadi US$ 26,43 juta per Februari 2020. Selain itu berita terpopuler lainnya adalah Malaysia sudah menerapkan lockdown demi mencegah penyebaran corona.

Pertanyaannya, perlukah Indonesia meniru negara tetangga dekat tersebut? Pengin tahu jawabannya? Baca 5 berita terpopuler detikFinance berikut ini.

Masker Diekspor ke China

Apotek Kimia Farma membatasi penjualan masker sebanyak dua masker per orang. Harga per masker pun dibandrol Rp 2.000 per masker. Foto: Soraya Nofika
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor masker dari Indonesia ke tiga negara naik signifikan dalam dua bulan di awal 2020. Indonesia sendiri mengekspor masker ke Singapura, China, dan Hong Kong.

Berdasarkan data BPS yang diterima detikcom, Jakarta, Selasa (17/3/2020), kenaikan nilai ekspor produk berkode HS 63079040 ini secara total naik 504.534%. Angka itu didapat dari total ekspor US$ 14.996 di tahun 2019 menjadi US$ 75,67 juta di dua bulan awal 2020.

Kenaikan ekspor paling signifikan terjadi ke China, di mana pada akhir tahun lalu hanya senilai US$ 496 menjadi US$ 26,43 juta atau meningkat 5,3 juta persen per Februari 2020.

Jika dirinci, ekspor masker Indonesia ke China pada tercatat US$ 826,14 ribu di Januari dan US$ 25,60 juta di Februari 2020.

Baca selengkapnya di sini: Pantas Sulit Dicari, Masker RI Malah Diekspor Gede-gedean ke China

Perlukah Indonesia Lockdown?

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak. Foto: Agung Pambudhy
Malaysia telah memutuskan untuk melakukan lockdown sebagai upaya menghentikan penyebaran virus corona (COVID-19). Lockdown dilakukan selama dua minggu terhitung sejak 18 Maret 2020.

Lalu, apakah Indonesia perlu mengikuti jejak Malaysia tersebut?

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan secara tidak langsung Indonesia terutama Jakarta sudah menerapkan semi lockdown. Mengingat sejumlah pekerjaan dan kegiatan belajar dilakukan dari rumah.

"Sebenarnya sekarang sudah lockdown di jalanan kan sudah menyepi, lalu lintas setengahnya lah dari biasanya. PNS, sekolah juga sudah diliburkan, tempat wisata ditutup jadi sudah semi lockdown," kata David kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).

Menurutnya, kebijakan melakukan semi lockdown cukup sebagai antisipasi penyebaran virus corona sampai melihat perkembangan yang terjadi. Dengan begitu bisa menjaga ketersediaan rumah sakit agar tercukupi.

"Menurut saya semi lockdown sudah cukup bagus menghindari penyebaran (virus corona) sehingga infrastruktur rumah sakit kita sanggup menangani," terangnya.

Baca selengkapnya di sini: Perlukah RI Lockdown Seperti Malaysia?

Satu Pegawai BNI Positif Corona

BNI Foto: BNI
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengumumkan ada salah satu pegawainya yang dinyatakan positif COVID-19. Corporate Secretary BNI Meiliana mengungkapkan saat ini kondisi pegawai dalam kondisi stabil.

"Bahwa dengan berat hati BNI perlu menyampaikan bahwa salah satu pegawai BNI telah dinyatakan positif COVID-19. Saat ini, yang bersangkutan dalam kondisi stabil," kata dia dalam siaran pers, ditulis Selasa (17/3/2020).

Dia menjelaskan dalam kesehariannya, pegawai tersebut bertugas di unit yang tidak berhubungan langsung masyarakat. "Sehingga potensi penularan kepada masyarakat dapat diminimalisir," imbuh dia,

Baca selengkapnya di sini: Satu Pegawai BNI Positif Corona

Dampak Ngeri Jika Indonesia Lockdown

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak. Foto: Agung Pambudhy
Sejumlah negara sudah melakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus corona. Langkah ini belum menjadi opsi pemerintah Indonesia. Lalu, apa yang terjadi jika Indonesia sampai lockdown?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebut jika terjadi lockdown di Indonesia dampaknya jauh lebih besar dibandingkan negara-negara lain. Mengingat jumlah tenaga kerja Indonesia lebih banyak di sektor informal.

"Lockdown itu untuk Indonesia dampak negatifnya jauh lebih besar dari negara lain karena banyak yang di sektor informal. Pedagang bakso nggak bisa jualan bakso. Berapa ribu masyarakat kita yang jualan bakso, yang jualan ketoprak, yang jualan pecel, yang jualan siomay, yang buka warung. Mereka akan kehilangan income. Berapa lama mereka bisa bertahan," ujar Piter kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).

Baca selengkapnya di sini: Amit-amit! Ini Dampaknya Jika RI Sampai Lockdown

Belanja di Pasar Juga Dibatasi

Harga Sembako di Pasar Rawasari Foto: Muhammad Damar Wicaksono
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (DPP-APPSI) meminta kepada pengurus dan seluruh anggota pasar untuk melakukan pembatasan pembelian sembako. Hal itu menyusul adanya surat Nomor:B/1872/III/Res.2.1/2020/Bareskrim tantang pengawasan ketersediaan Bahan Pokok Penting (Bapokting).

"Adanya himbauan dari pemerintah melalui Mabes POLRI perihal pengawasan ketersediaan Bapokting dan bahan pokok lainnya dalam menjamin kelancaran pendistribusian di masyarakat. Berdasarkan perihal tersebut kami meminta kepada pengurus seluruh anggota pedagang pasar untuk melakukan pembatasan setiap transaksi pembelian pribadi," bunyi surat nomor 003/E/DPP-APPSI/III/2020 perihal himbauan pengawasan ketersediaan Bapokting yang dikutip detikcom, Selasa (17/3/2020).

Baca selengkapnya di sini: Ingat! Belanja Sembako di Pasar Juga Dibatasi
Halaman 2 dari 6
(hns/dna)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads