Irfan Setiaputra ditunjuk menjadi Direktur utama PT Garuda Indonesia pada 22 Januari 2020. Dia bukanlah orang yang memiliki latar belakang di dunia penerbangan.
Rekam jejaknya lebih banyak di telekomunikasi dan pertambangan. Namun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memilih Irfan untuk membantunya membenahi Garuda yang saat itu sedang bermasalah mulai dari laporan keuangan hingga isu pelecehan perempuan.
"Memang banyak yang tanya juga, ini bukan industri yang dikuasai. Tapi saya punya rekam jejak atau perjalanan karir yang menguntungkan. Saya pernah di perusahaan multinasional, swasta sampai BUMN. Di perusahaan telekomunikasi, IT sampai pertambangan," kata Irfan dalam Blak-blakan detikcom, kamis (19/3/2020).
Dia mengungkapkan, pengalaman tersebut cukup membuat dirinya percaya diri untuk menjejakkan diri di industri baru, yakni penerbangan. "Menurut saya, pasti di perusahaan itu banyak yang lebih jago. Tapi juga penting memahami fundamentalnya dulu dari industri tersebut," jelas dia.
Irfan mengungkapkan, setiap kali ia masuk ke sebuah perusahaan. Ia selalu mempelajari dan ia adalah spesialisasi beres-beres. "Saya itu kalau masuk di company selalu membereskan yang belum beres, dan juga meneruskan yang sudah bagus. Waktu pak Erick tawarkan ini, saya kaget juga kan. Ya kita ambil sebagai sebuah amanah, melakukan yang terbaik," ujar dia.
Erick meminta Irfan untuk membuat Garuda menjadi maskapai kebanggaan masyarakat Indonesia. Menurut dia, saat ini bukan berarti orang-orang tidak bangga dengan Garuda, namun ia memiliki PR besar agar orang merasa lebih dan sangat bangga.
"Bagaimana caranya membuat Garuda ini jadi membanggakan, orang berebutan mau naik Garuda. Pak Erick bilang ya beres-beresin lah ya," imbuh dia.
(kil/ang)