Kebijakan lockdown Pemerintah Kota Tegal membuat pengusaha warung Tegal (warteg) kebingungan. Lockdown Tegal sendiri diterapkan empat bulan pada 30 Maret hingga 30 Juli 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona.
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menerangkan, kebijakan yang diterapkan Pemerintah Kota Tegal cenderung mendadak. Kemudian, sepengetahuan Mukroni yang boleh menyatakan lockdown ialah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini mendadak ya dari Wali Kota Tegal memberlakukan apa itu lockdown. Saya secara pribadi masih bingung karena Pak Presiden sendiri, yang berkuasa, yang punya wewenang untuk melakukan lockdown RI 1. Makanya saya mencari tahu yang dimaksud lockdown wali kota itu lockdown yang mana," ujarnya kepada detikcom, Jumat (27/3/2020).
Selanjutnya, dia menuturkan, jika penyebarannya terus parah maka dirinya akan mengimbau pedagang warteg agar tidak mudik dulu. Kemungkinan, pihaknya akan mengumumkan imbauan tersebut pekan ini.
"Saya pribadi dan atas nama Kowantara juga kemungkinan nanti, sebentar lagi, mungkin minggu ini akan memberikan statmen ini untuk, mengimbau temen-temen di komunitas warteg nusantara untuk sementara mudiknya ditunda," katanya.
"Tahun ini ibaratnya nggak usaha pulang dulu lah untuk menghindari penyebaran virus corona atau Covid-19 secara meluas. Itu imbauan kami," sambungnya.
Namun begitu, ia juga meminta pemerintah untuk mengantipasi dampak dari corona ini. Sebab, saat ini saja omzet mereka telah turun gara-gara corona.
Menurutnya, jika pemerintah tak memberikan bantuan maka para pedagang ini akan tetap kembali ke Tegal walaupun telah mendapat imbauan.
"Mereka di Jakarta kalau nggak ada sesuatu dapat income ibaratnya nganggur, bagaimanapun mereka akan pulang, karena biaya di Jakarta mahal. Kalau dia pulang kan biaya lebih murah, cuma masalahnya buah simalakama, kalau nggak ibunya meninggal, bapaknya meninggal," terangnya.
(acd/ang)