"Ini adalah krisis di tiga bidang, yakni bidang kesehatan masyarakat, bidang keuangan, dan bidang ekonomi. Yang akan mengalami perubahan secara tidak terduga," kata Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat dalam wawancara dengan CNBC, Senin (30/3/2020).
Heng mengatakan dalam pidatonya minggu lalu bahwa Singapura kemungkinan akan mengalami kontraksi ekonomi terburuk sejak negaranya merdeka setelah proyeksi resmi pertumbuhan ekonomi tahun ini dipangkas -0,5% dan 1,5% menjadi kisaran -4,0% dan -1,0% .
Pemerintah Singapura telah menyiapkan sekitar SG$ 55 miliar atau Rp 632 triliun (Rp 11.500), sekitar 11% dari PDB, untuk dua paket stimulus melawan krisis ekonomi.
Singapura adalah salah satu negara di Asia Tenggara di luar China yang paling awal melaporkan kasus penyakit virus corona (Covid-19).
Pekan lalu Singapura juga menjadi negara pertama di dunia yang merilis data kinerja ekonomi kuartal pertama dan memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana corona telah menyebar ke lebih dari 200 negara dan wilayah yang dapat menghantam ekonomi global.
Respons Singapura terhadap pasien yang pasien corona dengan cepat dilakukan pengisolasian dan melacak orang-orang yang pernah berhubungan dengan pasien.
Selain itu, Singapura juga mengambil langkah lebih ketat seperti menutup perbatasan, membatasi jumlah kerumunan, perintahkan warganya kerja di rumah, dan membatasi pengunjung di restoran dan tempat-tempat umum lainnya.
Upaya yang sudah dilakukan Singapura mendapatkan apresiasi dari para ahli di seluruh dunia termasuk dari World Health Organization (WHO).
(ang/ang)