Hotel Tutup Bertambah, Nasib Pegawai Bagaimana?

Hotel Tutup Bertambah, Nasib Pegawai Bagaimana?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 02 Apr 2020 18:30 WIB
Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Foto: Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Jakarta -

Jumlah hotel yang menutup sementara operasionalnya di tengah pandemi virus corona (COVID-19) bertambah 128. Per hari ini, sudah 826 hotel terpaksa tutup karena tak lagi memiliki pengunjung.

"Sementara sampai hari ini di Bali 56 hotel yang hotel besar. Seluruh Indonesia per hari ini yang menutup sudah 826 hotel. Namanya ya karena dampak corona ini, setiap hari juga bertambah," ungkap Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainier H Daulay kepada detikcom, Kamis (2/4/2020).

Menurutnya, hotel di Jakarta lah yang paling parah terkena dampak corona ini. Statusnya sebagai zona merah menyebabkan kunjungan ke hotel di Jakarta menurun drastis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Prediksi bilang di Bali paling parah nggak juga. Tapi seluruh Indonesia. corona ini penyakit yang ada di seluruh dunia. Masuk ke Indonesia, karena Bali pusat destinasi wisata, itu duluan yang terdengar. Padahal jumlahnya lebih banyak Jakarta," jelas Rainier.

Lalu, bagaimana dengan nasib pegawai?

ADVERTISEMENT

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, dengan tutupnya ratusan hotel di Indonesia, maka perusahaan terpaksa mencutikan para karyawannya tanpa digaji.

"Jadi perusahaan menerapkan cuti di luar tanggungan perusahaan, unpaid leave, cuti yang tidak dibayarkan. Itu yang terjadi seperti itu karena perusahaan tidak punya dana cash yang cukup," tutur Hariyadi kepada detikcom, Rabu (1/4/2020).

Sementara, Sekjen PHRI Maulana Yusran mengungkapkan, PHK sudah mulai terjadi di bisnis perhotelan, contohnya di Jakarta yakni Hotel Aryaduta, dan di Bali.

"Iya betul. Saya nggak tahu detailnya, tapi saya sudah dengar terjadi PHK di sana," ujar Maulana kepada detikcom, Selasa (31/3/2020).

Bahkan, Maulana memprediksi badai PHK akan terjadi lagi di sektor perhotelan pada bulan ini, April 2020.

"Kan sudah disampaikan sejak dulu bahwa kekuatan pengusaha itu hanya sampai beberapa bulan. Mungkin nanti April akan terjadi lagi. Situasinya yang membuat sulit dan kita tak terbantu sama sekali, dan operasional cost hotel itu sangat tinggi," terang Maulana.




(eds/eds)

Hide Ads