Rolls-Royce, yang juga membuat mesin untuk pesawat sipil dan militer telah dilanda krisis, saat pelanggan maskapai di seluruh dunia memarkirkan ratusan pesawatnya akibat wabah corona.
Perusahaan juga akan mengumumkan fasilitas kredit baru lebih dari 1 miliar pound setara Rp 20.000 triliun (Rp 18.300) untuk meningkatkan likuiditas mereka.
Rolls-Royce dibayar oleh maskapai berdasarkan berapa jam mesin yang dibuatnya digunakan. Pada Maret lalu pendapatan menurun hingga 40%, akibat mesin yang diterbangkan maskapai juga menurun.
Pembayaran dividen sebesar 11,7 pence per saham, yang telah dibekukan sejak 2016, juga akan ditangguhkan, kata surat kabar Financial Times.
Melansir dari Reuters, Senin (6/4/2020), Rolls-Royce menolak berkomentar tentang perusahaan yang akan mengabaikan targetnya akibat virus corona.
Rolls-Royce akan mengeluarkan kebijakan cuti untuk 50% dari 7.500 pekerja di Inggris, dan akan diberikan upah dari subsidi pemerintah.
(dna/dna)