CEO game Razer, Min-Liang Tan telah mempersiapkan bisnisnya untuk menghadapi krisis yang akan terjadi sebelum virus Corona mencapai tingkat pandemi global. Langkahnya dalam mempertahankan bisnis hanya mempercayai pelanggannya karena bisnis game miliknya diciptakan untuk tetap di rumah.
Tan mengaku bisnis gamenya kini sedang booming. Karena sekarang sebagian besar masyarakat terjebak untuk tetap di rumah dan selalu mencari cara baru untuk tetap terhibur dalam menghilangkan rasa bosan
"Sebuah game dibuat untuk tetap berada di rumah dan bermain di rumah," kata Tan kepada CNBC Make It yang dikutip detikcom, Rabu (8/4/2020).
Game Razer yang memiliki layanan game online, selama pandemi Corona layananya mengalami pelonjakan pengguna. Bukan hanya game Razer yang tahan banting saat krisis Corona.
Sejak wabah virus Corona menyebar A.S. Raksasa telekomunikasi Verizon melaporkan bisnisnya mengalami peningkatan 75% pada video game dan ada 1,2 miliar unduhan game mobile. Menurut perusahaan App Annie, ini merupakan lonjakan unduhan terbesar pada minggu lalu.
Lonjakan tersebut mencerminkan daya tarik bermain game karena alasan fisik dan psikologis yang harus tetap di rumah dan juga dalam menghilangkan rasa bosan selama pandemi.
Tahun lalu pasar global pada game mengalami lonjakan lebih dari 7% dengan menghasilkan pendapatan US$ 148,8 miliar sertara Rp 2.419 triliun (kurs Rp 16.200). Pada 2022 diprediksi, pendapatan pasar global pada game diperkirakan mencapai US$ 189,6 miliar (Rp 3.000 triliun).
Bahkan sebelum wabah, Razer telah berinvestasi besar-besaran di media baru, termasuk mengakuisisi perusahaan audio sutradara George Lucas THX, serta mengadvokasi industri game kompetitif, esports.
Kini produksi game dan teknologi ditekan untuk tetap berproduksi untuk mengisi kesenjangan masyarakat yang tetap di rumah dan membantu masyarakat yang bekerja dari rumah.
"Kami memproduksi game dari rumah, dan akan terus mendukung agar semua orang juga tetap di rumah dan terhibur," kata Miliarder asal Singapura itu.
Maret lalu Razer menjalin kemitraan dengan klub malam Singapura, Zouk unutk mengadakan steaming klub yang dapat diakses oleh semua orang dari rumah.
Sementara itu, Tan mengatakan dukungan bantuan saat pandemi Corona tidak hanya pada lini produksi game saja untuk membantu orang tetap di rumah. Tetapi langkah untuk membantu sektor kesehatan juga perlu. Tan berjanji akan menyumbangkan satu juta masket secara internasional.
Kini perusahaan game lain telah mengikuti jejak Tan. Minggu ini, tiga pengembang game Inggris mengumumkan bahwa mereka akan menambahkan sarana keselamatan dalam memimalisir penyebaran virus Corona.
(dna/dna)