Ingat! Peserta Kartu Pra Kerja Dibatasi 164.000 Orang per Minggu

Ingat! Peserta Kartu Pra Kerja Dibatasi 164.000 Orang per Minggu

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 13 Apr 2020 11:46 WIB
Ilustrasi Kartu Pra Kerja
Foto: Ilustrasi Kartu Pra Kerja (Tim Infografis: Luthfy Syahban)
Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan kuota peserta program Kartu Pra Kerja dibatasi hanya sekitar 164.000 orang per minggunya. Angka tersebut dari total target pemerintah sebanyak 5,6 juta orang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pendaftaran program Kartu Pra Kerja sudah dibuka pukul 19.00 WIB tanggal 11 April 2020.

"Pendaftaran pada Gelombang pertama akan dibuka sampai Kamis 16 April pukul 16.00. Jika belum berhasil diterima sebagai peserta pada Gelombang pertama, pendaftar dapat bergabung di Gelombang selanjutnya, tanpa harus melakukan proses pendaftaran lagi," kata Airlangga dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (13/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerimaan peserta gelombang pertama akan disampaikan pada hari Jumat 17 April, dan pelatihan dapat digunakan di mitra platform mulai Sabtu 18 April. Pelatihan offline atau tatap muka bisa dilakukan setelah dievaluasi dari aspek keamanan dan pemenuhan standar kesehatan.

Meski begitu, dengan mempertimbangkan antusiasme pendaftar yang sangat tinggi, kuota 164 ribu peserta per minggu akan segera dievaluasi untuk kemungkinan dilakukan peningkatan jumlah kuota per minggu.

ADVERTISEMENT

"Sampai akhir 2020, direncanakan akan ada lebih dari 30 gelombang pendaftaran. Dengan total anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk tahun ini adalah sebesar Rp 20 triliun, jumlah peserta yang ikut akan bisa mencapai 5,6 juta orang," jelasnya.

Airlangga menyebut lebih dari 900 pelatihan online dari beragam jenis dan tingkatan, mulai dari pemula sampai tingkat mahir akan tersedia di 8 platform digital yang bekerja sama dalam program ini. Setengahnya adalah jenis pelatihan yang praktis, ringan dan dapat menghasilkan pendapatan baru.

Contohnya, pengenalan teknologi informasi untuk pemula, akuntansi untuk pemula, pelatihan da'i muda, menjadi MC handal, manajemen warung kopi, bahasa Inggris praktis untuk pelaku pariwisata, dasar keterampilan housekeeping, dan belajar menjadi telemarketer.

"Kami terus berupaya menambah jenis pelatihan, supaya ada kompetisi dan memberikan pilihan yang lebih banyak bagi masyarakat," ungkapnya.




(hek/ara)

Hide Ads