"Banyak petani carica yang membiarkan buah carica ini tidak dipanen. Karena saat ini memang tidak ada yang produksi," ujar salah seorang petani Carica Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara Irhamto saat dihubungi detikcom, Selasa (14/4/2020).
Menurutnya, situasi ini disebabkan banyaknya obyek wisata yang ditutup karena wabah virus Corona. Selain itu, penjualan seperti di bandara, stasiun, terminal juga tidak ada karena ada pembatasan perjalanan.
"Kalau saya sendiri masih memetik sebagian buah carica untuk dikonsumsi sendiri. Tetapi sebagian besar petani di sini membiarkan matang di pohon," terangnya.
Padahal biasanya saat memasuki Bulan Ramadan, produksi carica meningkat hingga 300 persen. Sehingga sebelum masuk Bulan Ramadan, manisan buah carica ini sudah mulai diproduksi.
"Carica ini bisa tahan sampai 6 bulan. Jadi, produksi untuk persiapan Bulan Ramadan dan Lebaran mestinya sudah mulai bulan-bulan ini. Tetapi karena ada Corona jadi tidak ada produksi," kata dia.
Produsen carica Al Jabar di Kecamatan Batur, Banjarnegara, Ani Restati mengatakan, pihaknya sudah tidak memproduksi carica sejak 1 bulan lalu. Akibatnya saat ini 7 karyawannya pun sementara diliburkan.
"Sekarang sudah tidak produksi, sudah sejak 1 bulan lalu. Karyawan saya pun terpaksa diliburkan," tuturnya.
Padahal, sebelumnya ia sudah mulai memproduksi carica untuk persiapan Bulan Ramadan dan libur Lebaran. Dalam satu hari, ia memproduksi buah carica hingga 2000 cup. Namun saat ini, barang tersebut tidak bisa dikirim.
"Buah carica yang sudah kami produksi juga tidak bisa dikirim. Karena toko oleh-oleh tutup saat ini. Termasuk yang ada di obyek wisata Dieng. Karena sekarang obyek wisata Dieng tutup," jelasnya.
Sementara itu, penjual oleh-oleh khas Banjarnegara Syarif SW mengaku saat ini terpaksa tidak berjualan. Meski dirinya tidak memungkiri momen Bulan Ramadan dan libur Lebaran selalu peningkatan jumlah pembelian.
"Jelang lebaran biasanya ramai, tapi ini ragu karena banyak pemudik dari zona merah. Beresiko kalau tetap jualan. Padahal konsumen terbesar untuk oleh-oleh adalah pemudik," ujarnya.
Saat ini, pihaknya sudah tidak berjualan sejak satu bulan lalu. Ia mengaku khawatir nantinya karyawan akan tertular virus Corona jika tetap berjualan seperti biasa.
"Kalau kondisi tetap tidak memungkikan, tidak berjualan sampai momen Lebaran. Khawatir juga, yang jaga kios ini tertular," katanya.
(dna/dna)