Anak sekolah ibarat telah menjadi 'nyawa' bagi keluarga Agung, warga Jakarta Timur. Sebab, anak sekolah lah yang membuat dapur keluarganya mengepul.
Sehari-hari Agung mencari nafkah dengan menitipkan makanan berat seperti nasi goreng, spaghetti, dan lain-lain ke kantin-kantin untuk dinikmati anak sekolah. Setidaknya ada 6 sekolah yang ia pasok makanan.
Namun, nyala api dapur Agung kini meredup bahkan padam. Bagaimana tidak, pemerintah telah mengumumkan agar sekolah diliburkan. Otomatis, ia tidak bisa menitipkan makanan-makanan itu di kantin sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lupa-lupa ingat sih waktu dari Gubernur-nya pokoknya sekolah libur, itu yang pas pertama tanggal berapa ya, saya lupa. Bulan Maret ya," terangnya kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).
Tutupnya sekolah membuat Agung kehilangan mata pencarian saat itu juga. Padahal, ia bisa mendapat omzet seharinya sampai Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta saat sekolah buka meski yang ia terima bersih kurang dari separuhnya.
Liburnya sekolah pun berdampak panjang pada kehidupan Agung dan keluarga. Sebab, kini ia tak punya penghasilan sama sekali.
Di sisi lain, ia harus menyisihkan uang untuk sekolah anak. Kemudian harus membayar listrik yang merupakan rumah peninggalan saudara dengan daya 4.400 VA. Listrik ini berpotensi tak terbayar, lantaran selain tak mendapat penghasilan, listrik itu tak mendapat keringanan bantuan dari pemerintah.
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]