Dapur Penjual Makanan Kantin Sekolah Tak Lagi Ngebul karena Corona

Dapur Penjual Makanan Kantin Sekolah Tak Lagi Ngebul karena Corona

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 16 Apr 2020 13:51 WIB
ilustrasi corona
Foto: ilustrasi corona
Jakarta -

Anak sekolah ibarat telah menjadi 'nyawa' bagi keluarga Agung, warga Jakarta Timur. Sebab, anak sekolah lah yang membuat dapur keluarganya mengepul.

Sehari-hari Agung mencari nafkah dengan menitipkan makanan berat seperti nasi goreng, spaghetti, dan lain-lain ke kantin-kantin untuk dinikmati anak sekolah. Setidaknya ada 6 sekolah yang ia pasok makanan.

Namun, nyala api dapur Agung kini meredup bahkan padam. Bagaimana tidak, pemerintah telah mengumumkan agar sekolah diliburkan. Otomatis, ia tidak bisa menitipkan makanan-makanan itu di kantin sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya lupa-lupa ingat sih waktu dari Gubernur-nya pokoknya sekolah libur, itu yang pas pertama tanggal berapa ya, saya lupa. Bulan Maret ya," terangnya kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).

Tutupnya sekolah membuat Agung kehilangan mata pencarian saat itu juga. Padahal, ia bisa mendapat omzet seharinya sampai Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta saat sekolah buka meski yang ia terima bersih kurang dari separuhnya.

ADVERTISEMENT

Liburnya sekolah pun berdampak panjang pada kehidupan Agung dan keluarga. Sebab, kini ia tak punya penghasilan sama sekali.

Di sisi lain, ia harus menyisihkan uang untuk sekolah anak. Kemudian harus membayar listrik yang merupakan rumah peninggalan saudara dengan daya 4.400 VA. Listrik ini berpotensi tak terbayar, lantaran selain tak mendapat penghasilan, listrik itu tak mendapat keringanan bantuan dari pemerintah.

Agung mengaku, pernah jatuh saat membangun bisnis sebelumnya. Lalu, orang tuanya pernah jatuh sakit. Dalam kondisi itu, ia mengaku memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sayang, kepemilikan kartu itu tak berarti ia mendapat bantuan dari pemerintah.

"Saya punya KIS karena tergolong nggak mampu. Rumah juga nggak punya. Saya punya KIS tapi sampai hari ini belum ada juga bansos-nya," ujarnya.

Untuk menyambung hidup, Agung pun harus mengungsi ke rumah mertua di Lampung. Ia pun terpaksa mengandalkan pendapatan mertua yang hidup dari bertani karet.

Ia pun menyadari, itu tak akan bertahan lama-lama. Sebab, bisnis karet lama-lama juga bakal meredup terdampak virus Corona.

Agung pun mengharap uluran tangan pemerintah. Menurutnya, yang saat ini terdampak bukan hanya ojek online (ojol), pekerja usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) seperti dirinya juga terdampak ganasnya COVID-19.

"Kalau saya pribadi yang dilihat yang menderita nggak cuma ojol, kalau buat saya pribadi, mereka harus memperhatikan UMKM yang bisnisnya kecil-kecil, nggak terlalu kelihatan kena dampak juga," paparnya.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads