Baca di Sini! 3 Skenario Tambahan Pengangguran Imbas Corona

Baca di Sini! 3 Skenario Tambahan Pengangguran Imbas Corona

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 18 Apr 2020 14:40 WIB
Pengangguran
Foto: Fuad Hasim
Jakarta -

Jumlah pengangguran terbuka di kuartal II-2020 diprediksi meningkat. Prediksi penambahan pengangguran itu dibuat dalam tiga skenario dengan mempertimbangkan kebijakan penanggulangan virus Corona (COVID-19) di tanah air.

Pada Agustus 2019, jumlah pengangguran terbuka tercatat 7,05 juta orang atau 5,28% dari total angkatan kerja. Ini belum termasuk yang setengah menganggur yang jumlahnya 8,14 juta, dan pekerja paruh waktu 28,41 juta orang.

Direktur Riset CORE Indonesia memprediksi ada tambahan jumlah angka pengangguran terbuka mulai dari 4,25 juta orang sampai 9,35 juta orang. Tambahan tersebut berdasarkan skenario yang dibuat oleh lembaga riset ini. Penambahan ini akan terjadi di kuartal II-2020.

"Kita perkirakan pengangguran bisa bertambah sekitar 4,35 juta pada skenario paling mild hingga 9,35 juta untuk skenario terburuk," kata Piter saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (18/4/2020).


Pada skenario ringan, ada tambahan 4,25 juta orang pengangguran di mana 3,4 juta orang berada di Pulau Jawa, dengan asumsi penyebaran COVID-19 semakin luas pada Mei 2020 tetapi tidak sampai memburuk karena kebijakan PSBB hanya diterapkan di wilayah tertentu di Pulau Jawa dan satu dua kota di luar Jawa.

Pada skenario sedang, ada tambahan 6,68 juta orang pengangguran di mana 5,06 juta orang berada di Pulau Jawa, dengan asumsi penyebaran COVID-19 lebih luas dan kebijakan PSBB diberlakukan luas di banyak wilayah di Pulau Jawa dan beberapa kota di luar Jawa.

Pada skenario berat, ada tambahan 9,35 juta orang pengangguran di mana 6,94 juta orang berada di Pulau Jawa, dengan asumsi penyebaran COVID-19 tak terbendung lagi dan kebijakan PSBB diberlakukan secara luas baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa, dengan standar yang sangat ketat.



Penambahan jumlah pengangguran terbuka yang signifikan bukan hanya disebabkan oleh perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, melainkan juga disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat terkait pandemi COVID-19 dan kebijakan pembatasan sosial, baik dalam skala kecil maupun skala besar. CORE Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional berkisar -2,00% hingga 2,00% pada tahun 2020.

Melihat kondisi tersebut, CORE Indonesia juga memberikan lima hal yang perlu diperhatikan pemerintah agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dapat menekan potensi angka pengangguran dengan optimal.

Pertama, mempercepat distribusi bantuan sosial dan secara simultan melengkapi data penerima dengan memadukan data pemerintah dan data masyarakat. Kedua, mengintegrasikan data pengangguran dan penerima bantuan sosial yang selama ini dimiliki dari berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah.

Ketiga, menyesuaikan skema bantuan Kartu Pra Kerja dengan memprioritaskan pengangguran yang tidak mampu, khususnya yang terkena dampak COVID-19, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Keempat, mendorong kepada dunia usaha melalui pemberian insentif agar mereka mengoptimalkan alternatif-alternatif untuk mempertahankan tenaga kerja mereka dibandingkan dengan PHK. Kelima, mengoptimalkan bantuan sosial yang berdampak lebih besar terhadap ekonomi masyarakat.



Simak Video "Video: Menaker Ungkap Pengangguran Lulusan SMA dan SMK Capai 3 Juta "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads