Driver taksi online curhat kehilangan penumpang di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pasalnya, di tengah PSBB masyarakat memang didorong untuk tinggal di rumah. Semua kantor pun diminta tutup dan beralih melakukan pekerjaan dari rumah.
Ketum Asosiasi Driver Online (ADO) Wiwit Sudarsono mengatakan penghasilan para driver taksi online pun makin tidak karuan. Untuk mendapatkan uang Rp 100 ribu saja sangat sulit kata Wiwit.
"Tentunya dengan adanya PSBB membuat kita makin parah, awal WFH aja itu ada penurunan. Penghasilan semakin nggak karuan aja kita di tengah PSBB ini. Dapat Rp 100 ribu sehari aja sudah susah," kata Wiwit kepada detikcom, Senin (20/4/2020).
Wiwit menjelaskan di waktu normal seorang driver taksi online rata-rata bisa melakukan hingga 16 trip seharian. Semenjak Jakarta mulai menerapkan keadaan darurat Corona bahkan hingga PSBB, tak jarang cuma mendapat 2 trip per hari.
"Biasanya hari hari biasa bisa 10-16 trip per hari. Semenjak ada WFH, apalagi PSBB, paling banyak 6 orderan. Kadang juga cuma 1-2 orderan saja, itu kalau lagi sial banget," jelas Wiwit.
Itu baru jumlah trip, belum pendapatan. Lebih miris menurut Wiwit, driver juga mendapatkan trip pendek yang ongkosnya cuma di kisaran Rp 15 - 20 ribu. Di saat normal paling minim sehari driver bisa kantongi Rp 400 ribu, sekarang Rp 100 ribu saja sulit.
"Kalau pendapatan, kita lihat lagi tripnya, tarifnya tinggi apa nggak? Apalagi kalau cuma trip yang Rp 15 ribu, Rp 20 ribu, Rp 100 ribu per hari itu benar-benar susah. Dulu kalau normal, paling minimal sehari bisa ya Rp 350 ribu - Rp 400 ribu dapet kita per hari," ungkap Wiwit.
Wiwit juga bercerita, dia dan kawan-kawannya saat ini terpaksa untuk tetap 'narik'. Pasalnya tidak ada cara lain untuk dapat penghasilan selain mengadu nasib di jalan.
Corona Serang RI, Rp 100 Ribu Jadi 'Barang Mewah' buat Driver Taksi Online
"Teman-teman juga masih banyak beroperasi mengadukan nasibnya meski sepi. Karena mereka juga nggak ada lagi cara dapat penghasilan," ungkap Wiwit.
(hns/hns)