Menakar Kecukupan Anggaran Pemerintah Lawan Corona

Menakar Kecukupan Anggaran Pemerintah Lawan Corona

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 20 Apr 2020 14:15 WIB
Infografis APBN 2018
Foto: Tim Infografis: Zaki Alfarabi
Jakarta -

Pemerintah sudah menganggarkan Rp 405,1 triliun untuk menanggulangi dampak virus Corona (COVID-19) ke perekonomian nasional. Anggaran tersebut setara 2,6% dari produk domestik bruto (PDB). Belum lagi ditambah stimulus I sebesar Rp 10,3 triliun dan stimulus II sebesar Rp 22,9 triliun.

Kepada Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menduga dana penanggulangan virus Corona di Indonesia masih belum cukup. Sebab, ketidakpastian ekonomi akibat virus ini belum ada yang dapat memastikan selesai kapan.

"Apakah cukup? Kita tidak tahu, bahkan kita duga tidak akan cukup," kata Febrio dalam video conference di kantornya, Jakarta, Senin (20/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah, kata Febrio juga sudah menyiapkan beberapa skema jika anggaran tersebut terbukti tidak cukup untuk menanggulangi dampak virus Corona ke perekonomian nasional. Salah satu yang disiapkan pemerintah dengan menarik utang lantaran sudah mengusulkan pelebaran defisit APBN.

"Pemerintah juga siap siap kalau tidak cukup apa yang harus dilakukan. Karena tanda-tanda kita lihat mengkhawatirkan, makanya kita antisipasi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sementara Kepala Ekonomi Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan anggaran penanggulangan COVID-19 di Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara lain yang terdampak.

Meski lebih kecil, David menilai usaha pemerintah menanggulangi dampak Corona sudah sangat cepat, apalagi pada saat menyiapkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan.

"Tinggal sekarang bagaimana percepatan implementasi untuk mencegah supaya demand shock ini tidak berdampak buruk ke sektor riil," kata David.

David menilai, stimulus yang disediakan Indonesia masih kecil dibandingkan dengan negara tetangganya seperti Malaysia yang mencapai 17% dari PDB, Thailand 9% dari PDB, Singapura 12% dari PDB. Serta beberapa negara berkembang lainnya seperti Brazil sebesar 3,5% dari PDB, Australia 16,4% dari PDB, Jepang 20% dari PDB.

Selanjutnya Amerika Serikat (AS) sebesar 11% dari PDB, Kanada sebesar 8,4% dari PDB, Jerman sebesar 4,9% dari PDB, Saudi Arabia sebesar 2,7% dari PDB, Perancis sebesar 2% dari PDB, Turki sebesar 1,5% dari PDB, dan China sebesar 1,2% dari PDB.




(hek/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads