Gelombang PHK Kian Besar, Ada Tambahan dari Ribuan Restoran

Gelombang PHK Kian Besar, Ada Tambahan dari Ribuan Restoran

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 20 Apr 2020 17:00 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)
Jakarta -

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) semakin besar. Di antaranya datang dari bisnis restoran yang ikut terdampak oleh pandemi COVID-19. Imbas merebaknya virus Corona, pusat-pusat perbelanjaan membatasi kegiatan operasional bahkan hingga dilakukan penutupan aktivitas. Lapak kuliner yang ada di mal pun harus ikut tutup.

Hingga kini sudah ada 6.800 restoran yang tutup sementara imbas pandemi COVID-19. Itu baru bicara bisnis kuliner yang berada di dalam mal saja, belum termasuk yang berada di tempat lain yang mungkin ikut terimbas oleh virus Corona.

"Yang pasti dari mal saja itu sudah hampir lebih dari 6.800 restoran tutup," kata Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin saat dihubungi detikcom, Minggu (19/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibatnya 200.000 lebih karyawan bisnis kuliner tersebut dirumahkan dan ada yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Restoran memang salah satu kegiatan usaha yang menyerap banyak pekerja. Dia mencontohkan, satu restoran berskala kecil saja rata-rata mempekerjakan 20 orang karena harus bekerja dua shift.

"Jadi kalau dilihat dari karyawan yang dirumahkan (dan di-PHK) itu bisa lebih dari 200 ribu kali itu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Kerugian seluruh pebisnis di bidang kuliner tersebut diperkirakan mencapai Rp 2 triliun hingga Juni jika virus Corona tak juga menghilang.

Restoran yang hanya dikelola oleh keluarga adalah yang paling rentan gulung tikar imbas pandemi COVID-19. Sebab mereka tidak memiliki manajemen keuangan secara profesional. Jika pemerintah tidak turun tangan membantu, dia memperkirakan restoran skala kecil bakal benar-benar tutup permanen.

"Kalau mau starting (buka restoran) lagi (setelah Corona berakhir) kan kita perlu dana lagi kan. Itu kalau lewat bulan Juni, rata-rata sudah nggak punya (dana). Jadi satu-satunya jalan ada yang beli restorannya (atau) tutup permanen," tambahnya.




(toy/eds)

Hide Ads